Oktober 2017

Senin, 09 Oktober 2017

Belajar Dunia Kepenulisan Lepas di Freelance Writing Workshop Jember bersama The Jannah Institute





Imam Al Ghazali pernah berkata : “Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah.” Tentu seberapa banyak anak-anak raja dan ulama besar tidak akan lebih banyak dari mereka yang bukan siapa-siapa, lagipula tidak semua anak raja dan ulama besar akan mau dan bisa menulis.

Sebagian pemuda dan pemudi yang berkumpul di NOG Resto, Perum Gunung Batu C2 Jember ini pun menyadari bahwa menulis adalah sesuatu yang penting untuk hidup mereka. Mereka adalah sebagian orang yang sadar bahwa ketika seseorang mati, maka karyalah yang tidak akan ikut mati.

Tepatnya pada hari Minggu, 1 Oktober 2017, di bawah payung The Jannah Institute terlaksana Workshop Freelance Writing oleh sang founder, Prita HW yang membahas bagaimana cara terjun ke dunia freelance writing atau disebut juga kepenulisan lepas, termasuk juga bagaimana menjadi seorang blogger profesional seperti yang dilakoninya, termasuk membuat tulisan dengan kriteria layak publish dan potensi-potensi bagi seorang yang menekuni fulltime job atau part time job sebagai freelance writer.

Selengkapnya baca di lokalkarya.com (ditulis oleh Helmiyatul Hidayati) 


-Wassalam, TJI-

Semangat Writing for Change dari Freelance Writing Workshop Jember



 
Writing for Change. Begitu kiranya semangat yang ingin disematkan Prita HW pada 26 peserta Freelance Writing Workshop Jember. Workshop yang digagas The Jannah Institute ini dikemas fun dan warm, bahasa Islaminya : berasa banget suasana ukhuwahnya.

Bertempat di NOG Resto, Prita HW sebagai founder The Jannah Institute menularkan ilmu dan pengalamannya selama belasan tahun menekuni dunia tulis-menulis. Mulai ragam freelance writing seperti book writing, content writing, citizen journalism, travel writing, hingga professional blogger. 

Blogger yang sedang menunggu kelahiran sulungnya ini juga mengupas fakta-fakta menarik seputar ragam dan profesi seorang freelance writer, sampai rate yang kadang menjadi "rahasia dapur". Sesi yang mungkin paling berkesan bagi peserta adalah saat semua peserta diminta membuat kelompok dan berdiskusi memecahkan soal tantangan menulis sesuai permintaan klien. Disini peserta bisa mengaplikasikan materi yang sudah didapat, sekaligus langsung dikoreksi suhunya. Jadi lebih ngena dan semakin faham.

Dan di awal acara, sudah ditekankan bahwa acara ini tidak diperuntukkan bagi mereka yang sekedar menambah informasi. Lebih dari itu, diharapkan sepulang dari acara keren ini langsung action. Langsung nulis. Tentang apa saja sesuai passion masing-masing yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun masyarakat. 



Peserta yang hadir rata-rata bukanlah newbie di bidang literasi. Ada para blogger, youtuber, dosen sastra hingga penulis yang sudah berhasil menerbitkan novel, antologi puisi, antologi cerpen, dan lain-lain. Sebagian besar sudah akrab dengan literasi dan aktif menghidupkannya di tengah-tengah masyarakat. Beberapa peserta dari Banyuwangi menggagas rumah baca yang aktif dan produktif. Dan salah satu pesertanya mimin sekaligus redaktur Info Muslimah Jember, media yang aktif mengopinikan pemahaman-pemahaman Islam di tengah-tengah muslimah Jember

Sebagaimana semangat "Writing for Change", harapannya workshop kece ini mampu mencetak writers yang mampu menelorkan tulisan-tulisan yang mampu mempengaruhi dan mengubah paradigma pembaca. Sehingga terbentuk individu-individu dan masyarakat yang cerdas lagi mulia kehidupannya.

Semoga acara-acara keren dan bermanfaat semacam ini semakin marak di Jember. Agar Jember menjadi lebih baik. Dan semakin banyak putra daerah yang bisa berkontribusi besar untuk perubahan Indonesia bahkan dunia yang lebih baik.


Sumber : Info Muslimah Jember (ditulis oleh Wardah Abeedah) 


-Wassalam, TJI-