2018

Jumat, 23 November 2018

Gelaran Ketiga Alfamart Jember x The Jannah Institute Memperkenalkan Apa itu Store Sales Point




Assalamu'alaikum Jannati

Masih ingat kan dengan event seru yang digelar The Janah Institute (TJI) dan Alfamart Jember? Yap, pada 11 Oktober 2018 lalu merupakan gelaran kali ketiga yang bertempat di Cafe Sederhana, Jalan Kalimantan.

Selalu ada yang berbeda dengan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat khusu Perempuan yang konsisten diselenggarakan oleh Alfamart ini. Pesertanya tentu saja beragam ya, dari berbagai komunitas perempuan maupun pelaku usaha kecil semacam UMKM yang memerlukan inspirasi bisnis yang up to date. Selain itu, dari sisi pembicara juga ada yang fresh loh.

Kali ini, ada pembicara dari Small & Micro Business Department Alfamart Jember yang berbagi tentang Store Sales Point. Apa itu? 

Sebelum menjawabnya, Pak Taufik Hidayanto membuka dengan visi misi dan budaya Alfamart sebagai sebuah perusahaan dan juga komitmen Alfamart sebagai Sahabat Indonesia yang merupakan akronim dari SAtu HAti berBAgi unTuk Indonesia. Ini sebagai upaya Alfamart untuk bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat. 

Apa itu Store Sales Point ?

Store Sales Point (SSP) ini boleh dibilang merupakan jawaban atas pandangan miring mastarakat bahwa keberadaan toko ritek semacam Alfamart akan mengancam toko-toko kecil milik masyarakat. Dengan apiknya, Alfamart merancang program ini dan berhasil diganjar penghargaan pada Nusantara CSR Award 2015. 




Nah, untuk yang penasaran, simak yang berikut ini :



Beberapa tujuan dari SSP sebagai berikut :
  • Membantu ketersediaan barang di kalangan pedagang mikro, kecil dan menengah
  • Memberikan harga terbaik untuk kalangan pedagang mikro, kecil dan menengah dengan keuntungan yang wajar
  • Membantu pedagang mikro, kecil dan menengah supaya mampu bersaing dengan ritel lain
  • Meningkatkan Corporate Image Alfamart dan Principle sebagai perusahaan yang peduli pada lingkungannya, terutama pada kelangsungan usaha dan pengembangan pedagang mikro, kecil dan menengah
  • Mendukung program pemerintah dalam pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah  

Terus, apa aja sih manfaatnya kalau kita bersinergi lewat program SSP ini? 

Ini dia manfaat yang bisa diperoleh wirausahawan mikro, kecil, dan menengah alias pelaku UMKM :
  • Kemudahan mendapatkan barang
  • Mendapatkan harga beli yang dapat dijual kembali kepada konsumen, dengan keuntungan yang wajar
  • Hemat waktu, karena toko SSP jaraknya dekat dengan lokasi pedagang kecil
  • Untuk pedagang kecil dimungkinkan mendapatkan program dress up atau perbaikan tampilan tempat berjualan yang sudah ada
  • Mendapat tambahan pengetahuan dalam mengelola usaha retail
  • Transaksi yang mudah secara tunai dan tempo (Toko Modal)
  • Mengembangkan pengelolaan toko yang berorientasi pada ritel modern
Bisa dilihat nih jannati, untuk milestone SSP ternyata sudah tak diragukan lagi.


Terus, Gimana Caranya Bisa Bersinergi dengan Menjadi Mitra SSP? 
Ternyata, ada beberpa jenis member SSP, seperti ini :



Dan, ga perlu kuatir, kalau misal bingung atau perlu konsultasi dengan pihak Alfamart, sudah ada armada yang dinamakan MRO (Member Relation Officer), yang sigap selalu membantu para mitra Alfamart, khususnya di program SSP. 



Dan meskipun SSP ini berbasis toko offline, tapi tetap dalam pengelolaannya berbasis online untuk mempermudah ya, jannati. Contoh aplikasi yang disebut dengan Aplikasi Mobile Android (AMA) seperti ini untuk tampilannya, dan memiliki dua jenis.





Dan, kabarnya AMA OBA punya beberapa keunggulan, diantaranya :


Lalu, gimana prosedur pendaftaran member nya?
Tenang, ini dia alur pendaftarannya dan juga beberapa jenis transaksinya.








Sudah cukup jelas, kan? Penasaran seperti apa contoh transformasi toko tradisional milik masyarakat yang sudah bersinergi lewat program SSP ini?



Dan untuk menjadi Toko Mitra Alfamart (TMA) yang berdiri secara fisik, ada nilai investasi yang cukup murah bagi sebuah modal usaha dibandingkan dengan berinvestasi dengan brand Alfamart secara franchise yang nilainya hampir mendekati 1 M. Mau tahu?



Akhirnya, lengkap sudah pengetahuan tentang Alfamart untk program SSP, gimana jadi punya insight baru kan soal bisnis? Kalau misal mau cari inspirasi lainnya, boleh tengok, mampir, dan baca tulisan reportase temen-temen blogger lainnya ya, karena masih ada Alfamind yang berbasis toko virtual, dan juga ada juga inspirasi Do it yourself ala ala decoupage dari Mbak Effi yang merupakan koordinator Bank Sampah di Kampoeng Recycle Jember. Cuzz..







Buat yang belum sempat hadir, tapi penasaran sama rangkaian acaranya, boleh simak video yang dibuat TJI ini ya 😉  Terimakasih sudah membaca sampai akhir.




- Wassalam, TJI -


Jumat, 12 Oktober 2018

Gelaran Kedua Alfamart Jember x The Jannah Institute, Eh Ada Alfamind!


Inspirasi Bisnis dari Alfamart, Mayar Shopping, dan The Jannah Institute untuk Perempuan Jember 19


Assalamu'alaikum Jannati.

Setelah event perdana dengan Alfamart Jember pada Tiga Perempuan Berbagi di Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Khusus Perempuan Gelaran Alfamart Jember dan The Jannah Institute , pada 9 Agustus 2018 yang lalu di Faradisa Cafe & Resto, The Jannah Institute kembali digandeng untuk mengadakan event kedua. Seseru apa?

Ada sesuatu yang baru di gelaran kedua ini. Kalau di gelaran perdana, semua yang berbagi adalah perempuan. Di momen kemerdekaan ini, ada sesosok laki-laki yang muncul di jajaran narasumber. Siapa itu? Ada Pak Bagus Alfian yang berbagi tentang digital business yang dinamakan Alfamind.

Dan, dua narasumber lainnya. Masih ada Mbak Dwi Uji dari Mayar Shopping yang memandu membuat frame dari bahan dasar karton dan daun bambu muda. Selain itu, masih ada Kak Prita HW, founder TJI yang berbagi tentang Tips Ampuh Promosi Soft Selling di Blog dan Medsos, serta Bu Vina dari Divisi Merchandising. 

 Nah, kali ini, TJI mau sharing tentang Alfamind ini ya.  

Apa itu Alfamind? Alfamind merupakan jaringan toko ritel virtual 3D pertama di Indonesia berbasiskan aplikasi smartphone android

Inspirasi Bisnis dari Alfamart, Mayar Shopping, dan The Jannah Institute untuk Perempuan Jember


Nah, kalau Jannati ingin tahu lebih jelas tentang apa dan bagaimana platform Alfamind, dan apa saja syarat untuk menjadi supplier atau store owner, langsung saja untuk menyimak liputan kece dari mentor, para alumni Exclusive Blogging Class batch 2, dan temen-temen Blogger Jember Sueger berikut ini :

Selasa, 24 April 2018

Tiga Perempuan Berbagi di Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Khusus Perempuan Gelaran Alfamart Jember dan The Jannah Institute




Perempuan, sesosok makhluk mulia karena perannya sebagai istri dan ibu. Siapa yang tak tahu peranan ibu? Di tangannya lah, semua urusan rumah tangga dan pendidikan anak diserahkan. Tak heran, Allah menganugerahkan kemampuan multi talenta pada seorang perempuan karena amanah yang telah digariskan. Ibu yang bisa mengemban amanah ini tentu mestilah ibu yang cerdas, dan selalu beraktualisasi diri. Karena itulah, dalam Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat kali ini, Alfamart Jember bekerjasama dengan The Jannah Institue (TJI) mengkhususkannya untuk perempuan, seorang ibu ataulah calon ibu boleh turut serta di dalamnya.

Dari perbincangan dengan Pak Syafi'i, corporate communication Alfamart Jember, kemudian TJI menggandeng komunitas perempuan Jember yang diberi tajuk Bidadari Jember. Meski Bidadari Jember sendiri baru dibentuk dalam suatu wadah WAG (Whats App Group) oleh founder nya, Ratna Dias, pada April 2018, ternyata tak sulit untuk menarik animo 30 orang peempuan untuk mengikuti pelatihan ini. Termasuk di dalamnya, 10 orang blogger yang merupakan anggota Bidadari Jember sekaligus peserta belajar di Exclusive Blogging Class TJI batch 1 yang akan lulus awal bulan depan 😉

Jadilah, pada Kamis, 19 April yang lalu, pelatihan diadakan di suatu tempat yang homey dan cozy serta memiliki konsep yang sangat perempuan saking manisnya. Rumpi rumpi Home & Bistro namanya, berlokasi di Jalan Tidar 21.

Mbak Ratna Dias sedang menyambut peserta. Dok. www.martabakbunder.com

Pak Yosia, Branch Manager Alfamart sedang memberikan sambutannya. Dok. www.martabakbunder.com

Dimulai pada pukul 09.00, pagi yang cerah itu dibuka dengan salam dan sepatah dua patah kata oleh Mbak Ratna Dias. Ia pun turut menjelaskan ihwal berdirinya Bidadari Jember, yang tak lain ingin mewadahi para perempuan hebat di Jember. Tapi, meskipun memiliki trademark sebagai perempuan hebat, tak serta merta membuat para perempuan lupa diri dengan kodratnya yaitu sebagai istri dan ibu. Itulah kira-kira visi yang ingin disampaikan komunitas ini.Kemudian acara berlanjut, dengan sambutan dari Pak Yosia Andika selaku Branch Manager Alfamart Jember yang baru dipindahtugaskan beberapa bulan. Menurut bapak yang ternyata asli Lumajang ini, Alfamart mengadakan pelatihan ini sebagai bentuk rasa ingin dekatnya dengan masyarakat dan memberikan value yang lebih lagi agar tetap diingat. 

Tiga Perempuan Berbagi


Hari itu, menurut jadwal yang diharuskan selesai pada jam 12.00, ada tiga perempuan dengan latar belakang yang berbeda yang diberi kesempatan untuk berbagi.

Perempuan pertama datang jauh-jauh dari sudut kota Jember, yaitu Balung. Meski awalnya mbak yang akrab dipanggil Dewi Uji itu ragu-ragu ketika diminta TJI untuk menjadi pemateri 1 karena memiliki bayi 10 bulan, alhamdulillah akhirnya Mbak Dewi dimudahkan Allah untuk hadir. Mbak yang sehari-harinya berjibaku menjalankan bisnis souvenir dan undangan unik dari bahan alami ini memiliki brand bernama Mayar Shopping. Dibantu suami dan di sela-sela mengurus anaknya, siapa sangka Mayar Shopping yang awalnya iseng menerima pesanan ala kadarnya itu, kini sudah bisa memenuhi permintaan pasar hingga sampai ke Papua.





Meski mengaku deg-degan karena ini pengalaman pertamanya berbagi, Mbak Dewi bisa sangat lancar menjelaskan success story nya dan berbagi step by step membuat blocknote ber-cover serbuk kayu yang digergaji kepada para peserta. Ia mengaku memperoleh serbuk kayu itu dari pengrajin kayu yang ia datangi. Kadang idenya juga datang dari mana saja. Pernah dari daun kering, biji karet, dan sebagainya. Dan, semuanya dilakukan handmade. Luar biasa ketelatenannya. Para peserta antusias sekali menelisik lebih jauh kiprah Mbak Dewi, termasuk saat praktek mengelem serbuk kayu pada kertas karton coklat yang dijadikan cover dengan lem putih yang sudah dipersiapkan. Yang juga berkesan, Mayar Shopping sudah menyiapkan block note yang hanya perlu disatukan pengait tali penyatunya. Cantik sekali.  

Perempuan kedua, siapa lagi kalau bukan founder The Jannah Institute, Prita HW, yang berbagi sebagai pelengkap materi Mbak Dewi Uji. "Banyak orang bisa memproduksi sesuatu, tapi ga banyak orang tahu cara memasarkannya, minimal melalui media online Instagram sesuai kekiniannya", ungkapnya di awal sesi.

Instagram menurut Prita adalah album foto kekinian untuk brand awareness dan membangun engagement. Setujukah, Jannati? 😀 Sehingga, judul materi kedua adalah "Menulis Caption Menarik untuk Medsos", khususnya Instagram. Kenapa penting? Karena bagi seorang pebisnis, menjadi seorang content creator itu adalah keharusan dan untuk menjadi content creator yang berkualitas diperlukan konsep. Tujuannya jelas untuk brand awareness dan membangun engagement, serta me-manage audience. Bukan, sekedar posting dengan foto dan caption ala kadarnya. A big no! 
 


Beda dengan pedagang yang minim konsep, rata-rata tidak memikirkan brand. Tak heran bila official account Instagramnya yang penting upload foto, caption langsung menuju ke deskripsi produk dan harga serta nomor yang bisa dihubungi untuk pemesanan. Selesai. 

Sebelum menuju caption, Prita yang hari itu mengenakan gamis hitam dan kerudung bermotif hijau ini juga memberi saran, seharusnya feed Instagram memiliki konsep feed yang serasi, semisal warna tone foto atau desain, konsep postingan 3 barisnya bercerita tentang benang merah yang sama, atau foto yang serupa, bahkan postingan sebuah foto atau desain yang dibagi beberapa frame. Ada beberapa contoh yang bisa disimak seperti @hijabalila, @seblakabah, @greenhillhotel, dan tak lupa @thejannahinstitute 😊



Lalu, bagaimana supaya paling tidak, mompreneur yang hadir sebagai peserta hari itu bisa menulis caption yang menarik. Ada beberapa hal menurut Prita, yaitu : 
  • Pikirkan konsep - ide dasar pesannya apa
  • Usahakan soft selling - balut dengan aktivitas sehari-hari
  • Menggambarkan image - paling tidak, ada benang merah antara image dan caption
  • Pakai bahasa sehari-hari - hindari serius dan baku, tunjukkan ciri khas
  • Call to action - ada kata-kata interaktif berupa pertanyaan atau ajakan yang membuat orang berinteraksi
Sudah ada gambaran? Hm, Prita mencontohkan beberapa. Mungkin ini salah satunya, postingan yang saat itu memang sponsored post bersama Alfamart (biar pas) 😄


Hola, Sabtu di hari kedua #longweekend ini lagi ngapain? Kalo saya mau bikin rumah bersih dan wangi dulu yak^^ • • • PS. Siang yang panas, akhirnya 'ndeprok' menikmati angin di teras sambil masih heran sama belanjaan di @alfamart ini. Lah kenapa? Baru inget kalo hari ini hari terakhir promo #HomeCareAlfamart , jd mayan ngos2an nih di tengah berjibaku beres2 kelar pindahan, sempetin belanja dulu. Selain krn belanja produk sponsor seperti Attack, SOS, Bayclin, Mama lemon, dll senilai 60rb yg memang lagi saya butuhin, suka bgt sama kemudahan bisa nebus murah minyak Tropical/Bimoli/Filma 1 L atau Gulaku pouch atau tisu wajah cuma sama receh 500 an! Yey! Masih ada waktu yg mau nyusul, saya mau cuz bersih2, selain mau minum es teh manis pake gulaku gopek, hehe.. O ya, happy Saturday all! #flatlays #handsinframe #happysaturday #happyweekend
A post shared by Prita hw (@pritahw) on



Tak lama, Prita pun mengajak peserta untuk bereksperimen lewat posting sesuatu di Instagram tentang acara yang sedang berlangsung. Boleh kepoin hashtag nya ya, #AlfamartxTJI.

Perempuan ketiga merupakan perwakilan dari pihak Alfamart Jember.  Adalah Bu Vina, manager Departemen Merchandising yang hari itu menjelaskan tentang seluk beluk bagaimana suatu produk diterima ritel, khususnya Alfamart.

Sesi ini ternyata banyak mengundang pertanyaan. Maklum, ini selain menjadi pengetahuan baru juga bisa jadi "jalan" baru bagi setiap usaha yang ingin menambah channel pemasarannya. Tentu, kesempatan ini tak disia-siakan.Meski memang, pastinya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti pemaparan Bu Vina berikut ini :




Produk UMKM yang bisa masuk Alfamart ternyata tak melulu snack, handycraft pun bisa masuk pasar Alfamart meskipun sifatnya sangat customized, artinya tidak di semua toko ada. Produk yang sesuai akan masuk di toko yang sesuai pula, misalkan handycraft akan potensial ketika masuk di toko khusus pula, semisal yang berlokasi di stasiun atau bandara. Ada pula produk makanan yang juga customized karena kekhususannya, misalkan kue basah dan nasi bungkus di toko pelabuhan Banyuwangi, yang saat ini juga masih terus mencari supplier. Kalau Jannati ada sanak saudara atau kerabat, boleh diinfokan nih 😊

Contoh lain yang ditambahkan Pak Yosia adalah pengalamannya di Palembang dimana kerupuk kemplang yang merupakan makanan ringan khasnya juga menjadi primadona saat dijual di toko Alfamart Palembang. Begitu pula produk Karuhun dan Maicih di Bandung yang sempat kebanjiran order setelah masuk di toko Alfamart dan sempat diterima pasar nasional. Artinya, tak hanya beredar di Bandung saja.

 


Saat menanggapi berbagai pertanyaan yang masuk, salah satunya yang paling ditunggu adalah tentang bagaimana proses pembayarannya, dengan sigap Bu Vina dan Pak Yosia membantu dengan jawaban : "Semua produk akan disesuaikan dengan sifatnya. Misal ada yang long lasting, ada juga yang ga bisa. Jadi ada MoU masing-masing.". 

Wah, jadi lengkap bin jelas ya Jannati? Kira-kira apa di Jember ini ada produk khas yang bisa masuk pasar Alfamart, silakan dicoba ya.

Tak terasa, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 dan saatnya makan siang. Sebelum tersaji di atas meja, ternyata da proses cleaning area dulu. Loh kok? Hehe, ini karena makanan yang Alfamart dan TJI pesan sangat spesial, yaitu menu liwetan di atas daun pisang. Karena itu, meja yang sudah tertata liwetanlah yang harus dibawa masuk dan ditukar 😊 Sambil menunggu proses itu, tak lupa sesi foto-foto untuk mengabadikan momen dengan para bidadari. Setelahnya, alhamdulillah ada doorprize spesial dari Alfamart Jember untuk 5 orang, juga voucher discount untuk mengikuti Public Speaking for Moms dari TJI. Tak ketinggalan mug cantik dari Bidadari Jember dan Lapak The Jannah. Lengkap pisan! Semuanya dipilih dari postingan dengan foto dan caption terbaik dan juga tercepat. Dan juga penanya terbaik.


Wajah ceria penerima doorprize, selamat ya1 Semoga bermanfaat

Bidadari Jember, Rubrik Wanita Masa Kini. Jangan lupa follow IG nya : @bidadari.jember


Apa kabar makan siang? Alhamdulillah sudah tersedia pas kami semua selesai berfoto ria dengan Bidadari Jember, sambil ber-yel-yel ala ala dengan tagline nya, "Rubrik Wanita Masa Kini".

Dan, inilah penampakan liwetannya. MasyaAllah, menyejukkan mata, dan juga perut yang keroncongan tentunya.

Ya Allah, luar biasa menggoda selera! Dok. peserta

Semoga banyak manfaat yang didapat dari terselenggaranya acara ini. Semoga banyak inspirasi yang bisa diambil. Tentu kembali pada esensi penciptaan perempuan, bukan untuk menuntut emansipasi agar setara dengan laki-laki sebagai penggerak ekonomi. Tapi, lebih kepada aktualisasi diri supaya bisa mewadahi passion, mendapat inspirasi untuk menyelami dunia kreativitas yang bisa digunakan bahan permainan dengan anak-anak, dan bonusnya, atau kami menyebutnya, efek sampingnya adalah materi. Siapa tahu ternyata pak suami malah kepincut untuk menjalankan usahanya berdua sebagai couplepreneur seperti Mbak Dewi Uji dan suami dengan Mayar Shopping. Juga seperti Kak Prita HW dan suami di TJI dan Lapak The Jannah. Ah, semoga! Sampai bertemua di event kece berikutnya, Jannati 💜

Mau baca reportase kece lainnya, silakan mampir ke tulisan para alumni Exclusive Blogging Class TJI batch 1 berikut ini :



-Wassalam, TJI-


Kamis, 05 April 2018

Parenting Qur'ani : Mendidik Anak dengan Bahagia



parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia

Parenting Qur'ani : Mendidik Anak dengan Bahagia - Parenting atau pola pengasuhan anak saat ini lagi happening dibahas dimana-mana. Banyak grup-grup bermunculan, baik di berbagai media sosial, hingga di chat messenger paling laris abad ini : Whats App. Jumat, 30 Maret lalu, The Jannah Institute (TJI) alhamdulillah diberi kesempatan untuk bergabung dan menyimak materi Kul WA yang khusus membahas tentang Parenting Qur’ani secara berkala hingga akhir April nanti yang diselenggarakan oleh Info Muslimah Jember (IMJ). Karena TJI juga fokus dengan pendidikan karakter anak-anak, salah satunya lewat program Public Speaking for Kids, tak ada salahnya, materi parenting yang sangat bermanfaat ini ikut TJI bagikan disini ya.

Materi yang disampaikan oleh Ustadzah Gadinia Bunga yang memiliki 3 putra dengan berbagai karakter dan insyaallah dalam hitungan bulan akan segera bertambah genap dengan kehadiran buah hati keempat ini sangat membuka mata hati para ibu dimanapun berada. Tak dipungkiri, saat anak-anak masih kecil, tugas merawat serta pengasuhan yang komplit kerap menjadi satu tantangan tersendiri. Karena itu, muncul berbagai pertanyaan, termasuk. Bagaimana caranya mendidik anak dengan bahagia ? Ini bocorannya.

Memiliki anak adalah sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu oleh pasangan yang telah menikah. Setelah memiliki bayi mungil dan lucu, kebahagiaan keluarga kecil tentu semakin bertambah. Tetapi akankah kebahagiaan ini akan terus terasa hingga mereka bertambah besar?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada baiknya untuk kita tahu, apa hakikat keberadaan anak diciptakan Allah di tengah-tengah sebuah keluarga. Diantaranya :

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia

  • Anak sebagai harapan karena anak adalah rizqi bagi orang tuanya. Sehingga kelahiran anak merupakan salah satu harapan pasangan yang sudah menikah.
parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia

  • Anak sebagai penyenang hati, karena melihat kelucuan mereka, perilaku mereka, bahkan hanya dengan melihat wajah polos mereka akan membuat orang tua merasa senang, bahkan selelah apapun orang tua ketika melihat wajah anak2nya membuat rasa lelah itu.

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia

  • Selain itu anak adalah salah satu harapan orang tua, sebagai penyelamat di akhirat. Tetapi yang perlu ditekankan disini adalah Anak Sholih/ah lah yg akan menjadi harapan orang tua di akhirat kelak.
Faktanya tidak sedikit orang tua yang merasa tak lagi bahagia ketika mendidik anak-anak mereka.
Bahkan salah satu survei yang paling hits yang pernah dilakukan adalah Survei Gallup yang diadakan terhadap 60.000 perempuan pada tahun 2012 lalu.

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia


Survei tersebut menjadi terkenal, karena isinya yang mengejutkan. Menurut survei tersebut, secara rata-rata, ibu rumah tangga lebih rentan stres (yaitu ibu tak bekerja yang punya anak < 18 tahun) mengalami tingkat rasa sedih, stres, marah, serta depresi lebih tinggi dibandingkan perempuan bekerja.

Dari hasil survei Gallup di atas, menunjukkan bahwa orang tua bekerja tingkat stressnya lebih rendah dibandingkan full mom (Ibu Rumah Tangga).

Mengapa hal itu bisa terjadi? tidak lain karena cara pandang seorang ibu tentang makna bahagia.

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia


Apakah makna bahagia menurut kita adalah ketika bisa memberikan kasih sayang berupa materi? membelikan mainan yang mahal dan brand terkenal, atau bisa memenuhi semua keinginan buah hati kita?

Jika jawabannya iya, maka suatu yang wajar ketika melihat hasil survei Gallup di atas. Seorang ibu yang bekerja di luar rumah lebih bahagia dan tingkat stres nya lebih rendah dibandingkan dengan full mom.

Ataukah kita mempunyai pemahaman bahwa makna bahagia adalah ketika apa yang kita lakukan mendapatkan ridho Allah SWT?

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia


Kenapa Ibu rumah tangga merasa lebih stress?

Bisa jadi karena mempunyai standar kebahagiaan berupa materi, sehingga ketika harus mengurus anak membuat para ibu menjadi jenuh dalam mendidik anak

Kenapa demikian? Karena ibu merasa mendidik anak itu tidak menghasilkan. Bandingkan dengan bekerja. Dengan bekerja, ibu bisa mendapatkan uang, banyak kenalan, jalan-jalan, dan lain-lain.
Lalu, apa alasan untuk bahagia? 
Karena ibu mengetahui ketika mendidik anak dengan mengharap ridho Allah, akan menjadi investasi kehidupan di akhirat. Dan, kenapa berpikir untuk investasi akhirat? Karena ibu sadar bahwa kehidupan di dunia itu hanya senda gurau belaka, sedangkan kehidupan di akhirat itu lebih baik daripada kehidupan di dunia.

Oleh karena itu, maka sebagai ibu harus memahami bagaimana Islam memuliakan ibu, bahkan Rasulullah SAW meninggikan derajat Ibu 3 tingkat dibandingkan ayah. 

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia

Selain itu, ketika seorang anak berbakti pada ibu, akan menghapuskan dosa. Seperti sebuah hadits :

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia

Dan satu lagi kemuliaan seorang ibu bahwa do'anya akan dikabulkan oleh Allah. Karena begitu mulianya menjadi seorang ibu. Sehingga ketika seorang ibu memahami ini semua, tidak akan lagi merasa bahwa menjadi full mom adalah sesuatu yang sangat membosankan dan membuat tingkat stress menjadi tinggi.

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia

Apa Tujuan Mendidik Anak?


Yang pertama, memahami bahwa tujuan mendidik anak adalah menjadikan mereka sebagai hamba Allah yang taat, tunduk, dan patuh hanya kepada Allah. Mendidik anak tidak hanya berupaya untuk menjadikan mereka anak yang berprestasi dalam kehidupan dunia saja.

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia


Yang kedua, membentuk anak-anak menjadi calon pemimpin kaliber dunia, yaitu dengan memahami potensi anak yang telah Allah berikan. Apa saja?

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia


1. Potensi akal
Allah memberikan akal pada manusia agar bisa membedakan mana yang baik dan mana  yang benar.

2. Kebutuhan jasmani
Kebutuhan yang rangsangannya berasal dari dalam tubuh, dan wajib untuk dipenuhi. Karena jika tidak akan menimbulkan kematian. Contoh : makan, minum, istirahat, dan lain-lain.

3. Kebutuhan Naluri
Kebutuhan yang rangsangannya dari luar, dan tidak harus dipenuhi, karena tidak akan menimbulkan kematian jika tak terpenuhi, seperti : 

a. Naluri Tadayyun : kecenderungan dalam beragama
b. Naluri Nau' : kecenderungan untuk memberikan kasih sayang, dan melestarikan keturunan
c. Naluri Baqo': kecenderungan untuk mempertahankan diri, atau menunjukkan eksistensi diri

Dengan memahami potensi anak, maka ibu akan bisa memenuhi kebutuhannya sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Contoh : ibu bisa membedakan tangisan anak karena lapar, haus, takut, ingin diperhatikan, atau karena merasa dirinya tidak dipedulikan, karena penanganannya akan berbeda. Dan, kita juga harus memahami bagaimana tahapan usia anak, sehingga penyelesaian terhadap masalah akan tepat.

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia


Ada banyak versi, namun itulah yang paling esensi.

Namun, ingat pada setiap fasenya, perlakuan orangtua tidak boleh sama. Alih-alih anak menjadi generasi pejuang, ketika salah/tidak tepat memberi perlakuan saat mendidik, anak malah jadi antipati terhadap perjuangan.

Di fase pra tamyiz, misalnya, dimana anak-anak sedang membutuhkan full perhatian dan kasih sayang, maka tidak tepat jika orangtua mendidik anak dengan keras dan menekan. Jika ini dilakukan, maka hati anak akan menjauh dari orangtuanya.

Untuk panduan ini, berdasar nasihat bijak dari Sahabat Ali -karramahullahu wajhah - : 
"Perlakukan anakmu dengan penuh kasih sayang di 7 tahun pertama, sebagai prajurit di 7 tahun ke dua, dan perlakukan sebagai sahabat setelahnya"

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia

Untuk fase-fase mendidik anak di 7 tahun pertama, bisa lebih rinci lagi dalam penjelasan  sebagai berikut :
  • Biasakan anak kita talqin kalimah tauhid. Hal ini bisa dilakukan bahkan sejak dalam kandungan. Sehingga anak terbiasa mendengar kalimah thayyibah
  • Biasakan menceritakan Allah adalah Rabb mereka.
  • Biasakan membacakan, mengisahkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Kisah akan membuat pikiran mereka berkembang
  • Aajarkan Al-Qur'an (bukan mengajarkan hurufnya), tapi membiasakan memperdengarkan atau
    menghafalkan Al-Qur'an bersama
  • Mengenalkan beberapa macam ibadah dan tata caranya (baru mengenalkan loh ya)
Terkait poin mengenalkan ibadah, di usia 7 tahun pertama (pra tamyiz), orangtua bisa mulai membimbing anak mengerjakan sholat, dimulai ketika anak sudah bisa membedakan tangan kanan dan kiri (HR. Thabrani dari Abdullah bin Habib).

Dan sebelum usia 7 tahun, tidak boleh orang tua memaksakan anak untuk shalat. Karena perintah shalat baru ditekankan oleh Baginda di usia 7 (usia tamyiz). Jadi sebelum usia ini, targetnya adalah melatih, dan menumbuhkan kecintaan. Esensi dari shalat untuk apa, dan sebagainya harus diulang-ulang di usia pra tamyiz. Sehingga ketika tamyiz sudah tidak terlalu berat untuk melaksanakan shalat. Dan saat usia baligh, sudah ringan mengerjakannya. Shalat adalah salah satu contoh saja yang digambarkan disini.

Jadi jangan sampai, anak usia pra tamyiz, tapi mereka sudah "diseret-seret" orangtuanya untuk menunaikan ibadah, padahal belum ada taklif kepadanya. Dan orangtua memarahinya saat si anak tidak melaksanakan "kewajiban" tersebut. Akhirnya yang terjadi, anak jadi malas, terlebih ortu tidak clear menyampaikan filosofi, dan sebagainya.

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia

Ada salah satu contoh kasus yang terjadi terkait hal itu. Ada anak (perempuan), yang saat usia baligh menyampaikan begini "ana bosan pake kerudung. Dari balita, aku udah disuruh-suruh menutup aurat sama umiku. Pingin banget sekali-kali aku buka kerudungnya ah". Ini kisah nyata.
Masih tentang shalat, baginda Rasulullah saja memberikan tahapan pengajaran agar anak mencintai shalat, yaitu :
  • Periode pengkondisian. Melibatkan anak sholat -- pra mumayyiz (batasan : saat anak bisa membedakan tangan kanan dan kiri)
  • Periode pengajaran shalat. Mengajarkan rukun, kewajiban dalam shalat, apa saja yang
    membatalkan shalat. Ini usia tamyiz, atau usia 7 tahun awal periode pengajarannya (HR. Abu
    Dawud dari Sibrah bin Ma'bad)
  • Baginda Rasulullah SAW, memberi waktu 3 tahun untuk kita menggembleng anak-anak sampai shalat mereka sempurna. Dimana, jika usia mereka telah menginjak 10 tahun, maka boleh memukulnya jika mereka tidak mau shalat. Tentu ukuran usia ini, bisa jadi berkurang, jika di usia sebelum 10 tahun, anak kita telah baligh.

Secara biologis, fase pertumbuhan seorang manusia telah digambarkan oleh Allah di dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surat Al-Mu’min ayat 67 : 

“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahaminya.” 

Dari penjelasan ayat di ata,s bahwa proses kejadian individu mengalami tahapan dan dinamika sejak dalam kandungan hingga lahir. Seorang individu tumbuh menjadi anak, dewasa, tua. Dan Al-Qur'an menegaskan bahwa ada yang diwafatkan sebelum seorang individu berubah kepada fase perkembangan selanjutnya. Namun, inti dari ayat ini adalah bahwa seorang manusia, pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.

Jika kita membahas fase pertumbuhan di masa kanak-kanak hingga baligh, maka Islam telah menetapkan masa kanak-kanak ini menjadi beberapa fase :

parenting qurani : mendidik anak dengan bahagia
  • Masa bayi (0 hingga 2 tahun)
  • Masa anak-anak (2-7 tahun atau disebut dengan fase thufulah)
  • Masa Tamyiz (7-10 tahun)
  • Masa Amrad (10-15 tahun)
  • Masa Taklif (15-18 tahun) --- dewasa
Ini gambaran umumnya. Usia tidak bisa menjadi patokan. Karena sekarang banyak yang mengalami fase baligh di usia 10-15. Jika diringkas lagi, fase perkembangan anak itu ada :
  • Fase pra tamyiz
  • Fase tamyiz
  • Fase baligh

Akhirnya

Kita harus menyadari bahwa tujuan kita diciptakan di dunia adalah untuk menyempurnakan penghambaan pada Allah SWT. Termasuk saat kita mendidik anak untuk menjadi jiwa-jiwa yang sholih dan menjadi ummat terbaik.

Dan, mendidik anak secara Islam tentu berat jika dilakukan sendiri. Sebagai seorang ibu, tentu kita harus ber-partner dengan ayah seagai satu kesatuan tim. Dan, dibutuhkan pula teman dan komunitas yang punya visi sama untuk mewujudkan generasi qur'ani yang sukses di dunia membela agamanya sebagai bekal di akhirat nanti.

Semoga sharing yang TJI dapat dari kul WA Parenting Qur'ani ini bisa bermanfaat ya, dan semakin membuat para ibu semangat untuk mendidik anak dengan bahagia menurut versi Allah, semata-mata karena mengharap ridho-Nya. Tunggu ya sharing Parenting Qur'ani lainnya. Selamat mendidik anak dengan bahagia.


-Wassalam, TJI-