Mematahkan Persepsi Perempuan dalam Islam Melalui Buku "Alhamdulillah Aku Muslimah"
Sebagai Muslimah tentu wajib hukumnya untuk memperdalam ilmu agama, agar mempererat hubungan kita dengan Allah SWT. Namun, di era modern dengan kekayaan informasi seperti saat ini agak lah susah untuk mempelajari ajaran Islam dari sumber yang benar. Di TJI Book Review, 8 Oktober 2021 kemarin menghadirkan seorang Reviewer sekaligus penulis buku “Alhamdulillah Aku Muslimah”. Simak cerita dibalik proses pembuatan bukunya yuk, Jannati!
Reviewer di sesi Book review kali ini adalah Wardah Abeedah, yang kesehariannya sebagai Ustadzah dan memiliki latar belakang menjadi santriwati di pesantren TMI Al-Amin Prenduan, Sumenep, dan PP Putri Al-Wafa Tempurejo, Jember. Meski sudah menjadi ibu dan mengasuh lembaga tahfidz, kecintaannya terhadap ilmu membuatnya terus menimba tsaqafah Islam.
Poster TJI Book Review - Alhamdulilah Aku Muslimah |
Selain mengkaji tsaqafah Islam ideologis di sebuah jamaah dakwah yang menjadi wadahnya berjuang, Ibu satu orang putri ini aktif mengikuti talaqqiy dan program belajar di beberapa Ma'had seperti Ma'had Khadimus Sunnah, Ma'has Syaraful Haramain, serta belajar secara jarak jauh di Ma'had Murtaqa lil Ulumis Syar'iyyah Kuwait dan Madrasah Fiqhiyyah asy-Syafi'iyyah Mesir.
Keinginan mengabdi untuk tsaqafah Islam pulalah yang membuatnya aktif berdakwah lewat lisan dan tulisan. Hingga saat ini, penulis sudah menelorkan beberapa buku antologi, serta menjadi kontributor di beberapa website dakwah muslimah dan menggagas Madrasah Ibu Ash-shalihat serta program Ngaji Santri Millennial.
Silahkan follow instagram @wardahabeedah jika Jannati ingin mengenal Mbak Wardah lebih lanjut
Awalnya, ide pembuatan buku ini berawal dari ide bersama di antara Mbak Wardah, Mbak Faiqoh, dan Mbak Prita yang merupakan Editor dari buku “Alhamdulillah Aku Muslimah”, karena munculnya kekhawatiran pandangan perempuan dalam bingkai Islam.
Jadi, Mbak Wardah sempat menengok tulisan-tulisan FB nya terdahulu, dan terkumpullah menjadi buku sekarang, sampai akhirnya membuat buku solo. Lalu Mbak Prita dan Mbak Faik mengiyakan sembari mengumpulkan tulisan dan menulis tulisan yang baru. Akhirnya terjadilah Syirkah atau kerjasama antara Mbak Prita sebagai editor, dan Mbak Wardah penulisnya.
Cover Buku "Alhamdulillah Aku Muslimah" |
Terlebih, tujuan awal pembuatan buku ini untuk menyadarkan Muslimah tentang batasan-batasan apa yang boleh dan mana yang tidak, jangan asal mengikuti trend dalam memperdalam ajaran Islam, bahkan sampai mengikuti bisikan halus setan.
Mbak Wardah sudah lama ingin sekali menceritakan backgroundnya yang besar di lingkungan keluarga patriarki. Terutama menjadi anak perempuan satu-satunya di antara saudara laki-lakinya. Terlebih Abah Uminya tidak memperbolehkan sekolah formal, hanya mondok saja, karena nantinya akan berakhir nikah dan memegang ulekan. Cerita ini ada di sub-bab judul ‘Pernikahan dan Ulegan’
Prolog Sub-Bab Judul 'Pernikahan dan Ulegan' |
Termasuk jika ingin pergi keluar, harus diantar kakak laki-lakinya. Sampai berpikir “kok Islam seribet ini sih?”, dan sempat tertarik dengan ide-ide feminis yang mengusung konsep Girl Power.
Meski semua dugaan Mbak Wardah tentang latar belakang kenapa abah-uminya seperti itu, dan bagaimana sesungguhnya menurut pandangan Islam baru terjawab setelah pencarian yg panjang, dan pada akhirnya bersyukur menjadi muslimah di masa ini.
Mbak Prita juga bersemangat sekali untuk membahas isu perempuan dan Islam. Awalnya ide tersebut muncul untuk mengimbangi narasi-narasi semacam buku muslimah lain dengan pencerahan tapi nyatanya menyesatkan pikiran lain. Kadang ditemukan judul seperti “Hijarah jangan jauh-jauh, nanti nyasar”, dan “Sister Fillah, You are Not Alone”
Awalnya akan istiqamah menemani hijrahnya para muslimah yang baru tertarik mempelajari Islam, dan Muslimah muda yang sedang pencarian jati diri atau sering disebut Quarter Life Crisis, disampaikan dengan bahasa manis, tapi sebenarnya isinya mengandung paham tertentu yg membelokkan pikiran dari berpikir tentang Islam secara utuh memandang perempuan
"Nah, kita harus bikin gaya bahasa yang renyah, tapi berisi dan dalam, dengan fakta-fakta dsb kayak gini!" celetuk Mbak Prita pada saat itu.
Mbak Prita merasa terbakar sekali saat membaca naskah, hati bergejolak banget untuk segera menelurkan karya agar muslimah-muslimah di luar sana tidak semakin banyak yang salah memilih jalan, atau coba-coba dulu sampai akhirnya pusing sendiri, atau overthinking dan menganggap Islam kurang dan kurang pro mengayomi perempuan
Mbak Wardah sendiri juga punya keinginan supaya buku ini bisa dibaca kalangan ning-ning (putri kyai di pesantren) yang saat ini sudah tergerus nilai keislamannya yang hakiki. Banyak yang menjadi hedon, tertarik ide feminisme, dan sebagainya
Untuk hal mengedit naskah, Mbak Prita tidak banyak menyunting naskah, tetapi lebih ke alur berpikirnya dalam satu judul tulisan, agar tidak muncul kalimat multi tafsir. Lalu, kelebihan lain dari buku “Alhamdulillah Aku Muslimah” dilengkapi dengan ilustrasi yang Colorful hasil kreasi, agar menjadi nilai plus untuk para muslimah.
Salah Satu Cuplikan Ilustrasi Buku "Alhamdulillah Aku Muslimah" |
Buku ini memiliki gaya bahasa seperti sedang mengajak ngobrol, tidak menggurui. Namun berdasarkan fakta ilmiah dan dalil yang kuat, karena penulis mengisi buku dengan kajian tafsir yang bisa masuk untuk sasaran Ning-ning dan anak-anak pesantren lainnya. Pas untuk muslimah muda yang masih labil dalam mencari jati dirinya.
Yang membuat spesial dari peluncuran buku ini adalah sambutan hangat kerja sama dari mba Tere yang dulunya merupakan penyanyi kenamaan di awal tahun 2000-an dengan single yang berjudul ‘Awal yang Indah’. Saat ini Mbak Tere istiqomah menjalani kehidupannya sebagai Muslimah.
Untuk kedepannya, Mbak Wardah berencana untuk menulis buku solo keduanya yang berjudul ‘Pernikahan Dini’. Semoga buku tersebut akan segera rilis dan bisa dibaca oleh kita semua, Jannati!