April 2019

Selasa, 16 April 2019

Gelar Pelatihan dan Pemberdayaan Perempuan, Alfamart Juga Sosialisasikan Diet Kantong Plastik



Bukan hanya sekali ini saja Alfamart  melakukan pelatihan dan pemberdayaan kepada para perempuan. Ber-partner dengan The Jannah Institute, acara ini telah sukses digelar untuk kelima kalinya.

Di pelatihan kelima yang diselenggarakan di Grand Cafe, Jalan Jawa Jember ini bisa dikatakan sebagai momen yang cukup spesial. Menurut host yang juga founder The Jannah Institute, Kak Prita HW, spesialnya karena adanya sosialisasi diet kantong plastik dan pelatihan pembuatan puff pastry.


Baca Juga : Pelatihan Pertama - Tiga Perempuan Berbagi di Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Khusus Perempuan Gelaran Alfamart Jember dan The Jannah Institute

Acara yang digelar pada Selasa, 9 April 2019 ini memang menjadi salah satu program pertanggungjawaban perusahaan kepada masyarakat atau yang lebih dikenal sebagai CSR (Corporate Social Responsibility)



Hal ini dituturkan Pak Yosia Andika Pakiding selaku Branch Manager Alfamart Jember dalam keynote speech nya, "Alfamart tak hanya ingin mengurusi soal bisnis dan keuntungan semata, tapi bagaimana memberikan manfaat juga untuk masyarakat luas. Makanya, pelatihan seperti ni sudah rutin kami adakan bekerjasama dengan The Jannah Institute", ujarnya. 

Pelatihan Pembuatan Puff Pastry


Puff pastry merupakan salah satu dari sekian banyak jenis kue yang biasa tersaji di acara-acara penting atau momen-momen yang cukup spesial. Sensasi crunchy dari puff pastry yang dipadu dengan berbagai macam topping menjadikan puff pastry memiliki ciri khas tersendiri. Selain itu, bentuk dari puff pastry ternyata juga bisa dikreasikan menurut selera masing-masing.


Misalnya seperti sekarang ini, setelah dilakukan demo tentang bahan-bahan dan pembuatan adonan puff pastry, setiap peserta diberikan satu adonan puff pastry yang bisa dibentuk sesuai dengan kreasi masing-masing. Selain itu, isian atau filling dari puff pastry juga beraneka ragam. Bisa diisi dengan cokelat, kacang, keju, serta fla susu yang dikombinasikan dengan topping buah.


Baca Juga : Pelatihan Kedua - Gelaran Kedua Alfamart Jember x The Jannah Institute, Eh Ada Alfamind!

Pelatihan ini mendatangkan pemateri yang sudah tidak diragukan lagi keahliannya di bidang kuliner terutama baking, yaitu Moms Indah Setyorini atau yang akrab disapa dengan Mbak atau Bu Indah. Sst, Moms Indah ini juga salah satu alumni Public Speaking for Moms nya The Jannah Institute loh. Selain sudah terkenal dalam bidangnya, Bu Indah ini juga owner dari Kinarya Cake dan Bedhag Coffee. 



Kinarya Cake adalah pensuplai bahan setengah jadi untuk menu dessert beberapa cafe terkenal di Jember. Dan, Bedhag Coffee yang dijalankan bersama suaminya merupakan salah satu UMKM yang melestarikan kopi lokal Jember dengan kualitas yang tidak kalah dengan kopi-kopi lainnya.

Pelatihan ini dipilih bukan karena proses pembuatannya saja yang terbilang mudah. Namun, pelatihan ini diharapkan  mampu memberikan motivasi kepada peserta untuk berwirausaha mandiri di bidang kuliner. Apalagi dalam waktu dekat ini akan ada bulan Ramadhan dan selanjutnya momen Idul Fitri, sehingga bisa menjadi langkah awal untuk memulai bisnis di bidang kuliner.


Selain acara pelatihan pembuatan puff pastry, Alfamart juga melakukan sosialisasi mengenai Diet Kantong Plastik.

Yuk Diet Kantong Plastik Dari Sekarang

Sampah merupakan permasalahan yang seakan-akan tidak pernah kunjung selesai. Sampah seringkali menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan, terutama sampah plastik yang sulit sekali untuk diuraikan.


Di Indonesia sendiri, hampir 9,8 miliar sampah plastik yang terkumpul setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya penggunaan sampah plastik tiap orangnya. Diperkirakan setiap orang mampu menyumbangkan 700 lembar kantong plastik dalam satu tahun. Bayangkan saja berapa banyak jumlah penduduk Indonesia saat ini. Jika dibiarkan, lama kelamaan Indonesia mampu memunculkan gunung-gunung sampah plastik di tiap wilayahnya. Selain itu, sampah plastik merupakan penyumbang nomor dua limbah yang mengalir ke laut.

Lalu, mengapa plastik masih digunakan?

Kemasan plastik sangat akrab dengan masyarakat, mulai dari kemasan makanan, minuman, alat-alat mandi dan kantong belanja pun sudah menggunakan kemasan berbahan plastik. Kemasan praktis memberikan kesan yang praktis dan murah. Namun, yang tidak pernah terpikirkan bahwa sampah plastik sangat berdampak buruk bagi lingkungan. Plastik memiliki sifat yang tidak mudah terurai, butuh waktu beratus-ratus tahun bahkan hingga ribuan tahun untuk menjadikan plastik tersebut benar-benar hancur. Sedangkan yang kita ketahui, sampah plastik tiap harinya semakin bertambah jumlahnya.

Dampak yang sudah terlihat di wilayah perairan laut adalah banyaknya hewan laut yang ditemukan mati akibat dari sampah plastik. Misalnya akhir tahun 2018 kemarin, tepat 19 November, ditemukan seekor paus yang mati di wilayah Pantai Wakatobi. Itu akibat dari hampir 50% sampah plastik yang memenuhi perutnya, dan sampah tersebut tidak bisa dicerna. Tidak hanya di Wakatobi, pada 9 Desember, juga ditemukan penyu yang mati di Perairan Kulon Progo dengan kasus yang sama seperti di Pantai Wakatobi.

Bukannya plastik bisa didaur ulang?

Sampah plastik memang dapat didaur ulang oleh karena itu, banyak yang menganggap remeh kasus ini. Namun faktanya tidak demikian. Menurut data lembaga Sustainable Waste Indonesia tahun 2018, berat sampah di Indonesia mencapai 4.000 ton per hari. Jika jumlah tersebut dikategorikan menjadi 100% sampah yang dihasilkan perharinya. Berapakah yang bisa di daur ulang?



Hanya 7% sampah plastik yang bisa didaur ulang.

Selebihnya kemana? 69% langsung berakhir di tempat pembuangan akhir dan 24% sisanya masih mencemari lingkungan.

Mungkin bisa dibayangkan, akan seperti apa Indonesia jika hal ini dibiarkan terus menerus.

Sampah yang didaur ulang pun biasanya memiliki kategori tertentu. Sedangkan sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang biasanya langsung dijual kepada pemasok dengan harga yang sangat rendah. Harga sampah plastik biasanya diantara Rp.100-Rp.2.200 setiap kilogramnya.

Bahkan Enri Damanhuri, peneliti lingkungan dari ITB mengatakan selama sampah dipandang kurang memiliki nilai, maka sampah-sampah tersebut tidak akan didaur ulang dan dibiarkan begitu saja.

Jika sudah demikian, apakah cukup hanya dengan peran dari komunitas dan juga pemerintah? Tentu saja tidak.

Permasalahan sampah bukan sekedar tanggungjawab pihak tertentu, namun seluruh elemen dalam sebuah negara. Baik itu dari pemerintah yang membuat kebijakan, perusahaan yang juga membutuhkan keuntungan dan warga negara secara keseluruhan sebagai pelaku atau pelaksana kebijakan. Semua elemen saling bersinergi, berkaitan dan tidak bisa dilepaskan.

Pemerintah berkewajiban membuat kebijakan yang mengatur tentang penggunaan sampah plastik, cara penanganan serta benar-benar menerapkan kebijakan yang telah dibuat. Tidak memilih pihak tertentu sebagai objek kebijakan dan konsisten dalam menerapkan kebijakan. Jika pemerintah sudah tegas dengan kebijakannya, otomatis elemen negara yang lainnya juga akan mengikuti.

Namun, apa yang terjadi sekarang? Permasalahan sampah yang semakin menumpuk tetapi belum ada kebijakan secara nasional yang mengatur tentang hal itu. Bahkan dari komunitaslah yang banyak memberikan edukasi akan bahaya sampah. Tidak sekedar komunitas saja, bahkan Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (APRINDO) mulai mengambil langkah untuk mengurangi volume sampah plastik. Yaitu dengan memberlakukan aturan kantong plastik tidak gratis (KPTG). 

Kebijakan kantong plastik tidak gratis (KPTG) ini diberlakukan mulai tanggal 1 Maret 2019 di seluruh toko jaringan Alfamart. Kebijakan KPTG bukanlah semata-mata program Alfamart untuk memperoleh keuntungan. 


Hal ini juga dijelaskan oleh Bapak M. Faruq Asrori selaku Corporate Communication Regional Manager, “Alfamart bersama APRINDO kembali berkomitmen untuk menerapkan program Kantong Plastik Tidak Gratis di seluruh jaringan toko pada 1 Maret 2019, untuk mengurangi jumlah sampah plastic yang beredar”, ungkapnya. 

Alfamart mengenakan harga Rp.200 per kantong plastik. Selain itu, Alfamart juga menawarkan kantong belanja kain yang bisa dipakai secara berulang dan tentunya juga ramah lingkungan. Tujuannya bukan sebagai tambahan keuntungan bagi Alfamart. Melainkan sebagai motivasi kepada masyrakat untuk mulai mengurangi konsumsi kantong plastik.

Selain dari pemerintah dan pengusaha, peran masyarakat pun tidak kalah penting dalam hal pengurangan volume sampah ini. Diharapkan masyarakat mampu menerapkan program 4 R, yaitu :
  • Reuse, menggunakan kembali kantong belanja plastic yang masih bisa digunakan
  • Reduce dan Refuse, mengurangi bahkan menolak penggunaan kantong plastik selama masih bisa
  • Recycle, mendaur ulang dan memiliah plastik-plastik bekas
  • Rethink, berpikir kembali sebelum menggunakan kantong plastik
Dengan adanya program sosialisai mengenai Kantong Plastik Tidak Gratis ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya sampah plastik dan upaya pengurangan volume sampah plastik. Serta melalui program ini, Alfamart mampu menjadi salah satu perusahaan go green, yang peduli akan lingkungan sekitar. Serta menjadi perusahaan yang tidak hanya mementingkan keuntungan semata. Namun juga harmonisasi dengan masyarakat dan lingkungan.

Jadilah Agen Perubahan. Kurangi Konsumsi Plastik. Meski Sedikit, Setidaknya Bisa Mambantu Menjaga Kelestarian Lingkungan Bagi Generasi Selanjutnya. 

Semangat Memberdayakan Pengusaha Toko Kelontong 

Acara yang dimulai sejak pukul 09.00 dan diakhiri dengan makan siang ini, menghadirkan Pak Taufik Hidayanto sebagai Store Sales Point Manager. 


Pak Taufik sendiri sudah sering berbagi di event Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Khusus Perempuan sebelumnya. Penasaran apa program dari SSP untuk memfasilitasi para pengusaha toko kelontong, mulai dari bentuk rombong atau outlet ataupun warung? Langsung saja meluncur ke 
Pelatihan Ketiga - Gelaran Ketiga Alfamart Jember x The Jannah Institute Memperkenalkan Apa Itu Store Sales Point 

Setelah sesi Pak Taufik, makan siang sudah menunggu. Menu yang disajikan sungguh membuat perut tak sabar untuk segera melahapnya. Ada nasi goreng, sop buntut, nasi ayam kremes, kwetiauw goreng, dan juga sajian minuman es teh. 


Tak lupa dibagi pula doorprize untuk para peserta yang berhasil menjawab pertanyaan ala kuis dari Bu Ame, corporate communication Alfamart. Juga ada fasilitas kartu member Alfamart free khusus buat yang belum terdaftar sebagai member.  

Baca Juga : Pelatihan Keempat - Seru-Seruan bareng Alfamart dan The Jannah Institute di Rollas Cafe Jember

30 peserta yang hadir hari itu pun pulang dengan senyum mengembang sambil membawa goodie bag di tangannya, oleh-oleh kecil dari Alfamart. Terimakasih Alfamart!



Penulis - Siska Rofita
Editor - Prita HW

Semua Foto Dok. Pribadi The Jannah Institute

- Wassalam, TJI -