Sukses berbisnis dengan whatsapp marketing? Siapa takut!
“Intinya, komunikasi dengan manusia itu ya pakek bahasa manusia. Jangan pakai bahasa mesin.” Pesan penutup dari Kak Prita kali ini tidak hanya membuat para peserta sharing session tersadar, tetapi juga menancap ke hati dengan begitu dalam. Semoga selalu ingat untuk memanusiakan manusia.
Sharing session yang diadakan di grup Whatsapp Parents Club TheJannahIns dilaksanakan setiap hari Jum’at pukul dua siang hingga pukul empat sore. Narasumbernya beragam, dengan dasar keilmuan juga berbeda-beda. Nah, pada tanggal 28 Januari 2022 kemarin, Kak Prita HW selaku founder TJI didapuk untuk menjadi narasumber.
Pada kesempatan kali ini, Kak Prita akan berbicara tentang whatsapp marketing. Karena, dibanding sosial media yang lain seperti instagram, facebook, tiktok dan twitter, tentu whatsapp terasa lebih familiar. Karena sebagian besar pengguna telepon pintar, pasti memiliki aplikasi ini.
Sebelum memulai pembahasan, Kak Prita bertanya berapa jumlah nomor kontak whatsapp peserta sharing session. Saat mereka menjawab ada ratusan, ternyata Kak Prita sudah memiliki hampir dua ribu nomor kontak whatsapp.
Menurut Kak Prita, bagi mompreneur semua sosial media itu memiliki tujuan yang sama, yang pertama silah ukuwah, yang kedua, mengubah kontak menjadi calon customer. Jika dalam bahasa marketing, dikatakan mengubah followers menjadi customers. Sudah pernah dengar, kan, Jannati?
Namun, ternyata memiliki ribuan kontak whatsapp tidak akan berpengaruh terhadap bisnis kita, jika mereka tidak memiliki kepercayaan/ trust dan kedekatan secara emosional kepada kita. Nah, inilah yang akan dibahas di sharing session kali ini.
Mengubah Followers menjadi Customers
Sebelum mengetahui cara teknis menambah kontak whatsapp dan menjadikannya customer, Jannati perlu tahu istilah-istilah marketing berikut.
A. Cold market : segmen pasar atau kontak yang pernah mencoba atau membeli produk atau jasa kita.
B. Warm market : segmen pasar yang sudah pernah membeli produk kita walau hanya sekali.
C. Hot market : segmen pasar yang sudah berkali-kali membeli produk kita dan ketagihan. Biasanya mereka ini disebut juga pelanggan loyal.
Ketiga istilah ini, akan menentukan besaran bisnis Jannati selanjutnya. Berikut teknis menambah kontak whatsapp dan mengubahnya menjadi pelanggan.
1. Tambah kontak secara berkala, miliki target sebanyak mungkin. Caranya dengan masuk ke beberapa grup whatsapp yang ada korelasinya dengan bisnis kita. Entah dari segmen pasarnya atau dari kategori bisnisnya. Jangan lupa untuk memperkenalkan diri secara powerfull dan meminta izin untuk menyimpan nomor kontak partisipan grup.
Berikut cara memperkenalkan diri secara powerful yang dicontohkan Kak Prita.
a) Perkenalkan, saya Prita HW, domisili Jember, salam kenal semua.
b) Salam kenal semua, saya Prita HW, ibu 2 anak usia 4th dan 2th, domisili Jember, sehari2 nulis dan ngajar aja sih 🙏🏻
c) Perkenalkan, saya Prita HW, senang sekali bisa join dengan temen2 yg semangat di sini 🥰. Sehari2 saya ibu dari 2 anak usia 4 dan 2 th, sekaligus blogger & writer di www.pritahw.com, juga merintis menjadi knowledgepreneur bersama suami di instagram.com/thejannah.ins. Bisa saling follow di instagram.com/pritahw ya.
Dari ketiga contoh di atas terlihat bahwa contoh c) merupakan cara memperkenalkan diri yang paling powerfull. Nantinya, Jannati bisa sesuaikan dengan keterampilan yang dimiliki, ya. Pokoknya percaya diri saja. Allah itu memberi kita kemampuan yang luar biasa. Jangan minder.
2. Jangan spamming, bangun kedekatan natural. Setelah orang-orang mulai terkesan dengan perkenalan kita, warnai dengan menimpali obrolan di grup yang perlu. Jangan menjadi silent reader, ya, Jannati.
Berikutnya Jannati bisa mulai mengirim pesan pribadi, diurutkan dari partisipan grup. Sebelumnya, Jannati bisa mengetik template pesan pribadi terlebih dahulu, agar tidak lelah mengetik kalimat yang sama berkali-kali. Kemudian, sapa sesuai nama kontak whatsappnya dan sebutkan grup whatsapp yang sama dengannya. Tanyakan juga domisilinya karena Jannati ingin menyimpan nomor whatsappnya.
Pastikan untuk saling simoan nomor ya, Jannati. Agar nantinya kita bisa saling komen di status/ story whatsapp masing-masing.
3. Rajin update story. Hal ini bertujuan agar orang-orang senantiasa merasakan keberadaan kita. Namun, jangan terlalu banyak, ya. Cukup 6 – 8 story dalam sehari. Jangan sampai membentuk titik-titik kecil karena terlalu banyak yang di-uploud. Alih-alih menyimak story kita, mereka malah melewati dan tak mau melihat. Jadi rugi, kan?
Agar teman whatsapp berkenan membaca story kita, maka sebaiknya gunakan trik berikut. Story 1) salam, foto kondisi sekitar di pagi hari (foto pemandangan, sarapan, baca buku), atau quote. Story 2) ceritakan aktivitas hari ini. Mulai dari agenda yang akan dilakukan dan hubungannya dengan bisnis yang sedang dijalani. Agar lebih mengena, gunakan story telling agar sesuai dengan goals yang ingin dicapai saat membuat story. Apakah untuk membangun kepercayaan, atau agar mereka mau memasrahkan uangnya untuk ditukar dengan barang atau jasa kita.
Story ke 3), 4), dan 5) foto barang atau jasa. Berilah caption berupa pertanyaan, polling, atau lainnya untuk mengundang interaksi. Story 6) dan 7) bisa diselingi dengan testimoni dan story ke 8) penutup. Boleh berupa quote atau kata-kata penyemangat.
Silakan dikreasikan ya, Jannati. Untuk Jannati yang sudah pernah mengikuti kegiatan di The Jannah Institute, baik alumni maupun bukan, tentu dapat dengan mudah melihat contoh nyatanya di status Kak Prita. Di sana, terlihat sekali bahwa Kak Prita tidak pernah melakukan hard selling. Selalu ada pengantar yang ciamik, sehingga penonton yang baca tidak merasa sia-sia.
4. Simak story teman. Jika Jannati sedang santai, sekali-kali bisa menyimak story teman whatsapp atau target konsumen yang ingin diajak mengobrol panjang, tetapi bingung mengawalinya. Beri komentar yang sesuai dan tulus. Usahakan jika ingin berlanjut ke obrolan yang panjang, sampaikan kalimat terbuka semacam pertanyaan. Hal ini akan memancing topik-topik obrolan lainnya.
Pada tahap inilah, seni public speaking akan terpakai. Meski hanya lewat teks, tetapi teknik persuasive communication juga bisa diterapkan. Minimal, lakukan interaksi kepada sepuluh atau dua puluh orang yang berbeda setiap hari. Hal ini, tidak lain agar komunikasi bisa terus terbangun.
5. Buat kolam atau komunitas (berupa grup whatsap, akun instagram, fanpage) dari usaha yang sedang dijalani. Berikan value yang selaras dengan bisnis kita, ya, Jannati. Kolam ini bukan tempat promosi ya Jannati. Maka, jangan terpikir untuk memberi materi promosi terus menerus. Berikan keuntungan pada mereka jika bergabung dengan grup yang Jannati buat. Misal, diadakan sharing session, kuis, giveaway, pelatihan sederhana, dan lainnya. Karena di sinilah, Jannati bisa merawat warm market menjadi hot market.
Jika Jannati mau memperhatikan, community circle yang dibangun oleh The Jannah Institute ada enam kolam. Keenam kolam tersebut terdiri dari TJI Community, Parent Club TJI, Mom Public Speaker, Muslimah Youth Club, TJI Blogger Community dan TJI Library. Di sana, tidak hanya promosi tentang kelas-kelas TJI, tetapi lebih ditekankan pada manfaat, manfaat dan manfaat.
Saat ditanya tentang pengaruh whatsapp business dibanding whatsapp biasa pada whatsapp marketing, Kak Prita menjawab, bahwa pengaruhnya besar jika penggunanya bisa memanfaatkannya dengan baik. Karena memang untuk media promosi, whatsapp tidak bisa sekuat instagram jika dilihat dari jangkauannya. Namun, adanya fitur-fitur di whatsapp business seperti katalog, pin lokasi di google map, jam buka, pelabelan kontak untuk membedakan konsumen baru, tetap, dan lainnya, sangat mendukung kegiatan whatsapp marketing.
Jadi, untuk online shop, disarankan untuk menggunakan whatsapp business. Agar calon konsumen bisa melihat ragam jualan Jannati di fitur katalog.
Sebagai pebisnis online, pengetahuan akan teknologi terbaru seputar marketing memang penting diketahui. Karena jangkauan yang luas dipadu dengan teknik komunikasi dan desain yang epik akan menghasilkan bisnis yang berkembang dengan luar biasa. Jadi, jangan berhenti untuk belajar. Karena setiap materi yang kita pelajari tidak hanya bermanfaat untuk dunia, tetapi semoga menjadi ladang amal untuk akhirat. Aamiin. Karena bukankah menuntut ilmu itu wajib? Jika dibarengi dengan niat ibadah, maka semoga pahala juga bisa didapat. Aamiin. Wallahu’alam bishshowab.
Kontributor: Alan Zakiya. Alumni kelas instagram, online writing class dan blogger di The Jannah Institute. Bisa ditemui di https://penazakiya.blogspot.com