Cara Jitu Menuliskan True Story Tanpa Ragu

Senin, 20 Desember 2021

Cara Jitu Menuliskan True Story Tanpa Ragu





Pernahkah Jannati terpikirkan untuk menulis cerita berdasarkan kisah yang Jannati alami sendiri? Pada sesi Book Review di 22 Oktober 2021 kemarin, TJI berkesempatan membahas buku yang berjudul “Panduan Menulis True Story.” Tanpa basa-basi, mari kita simak pembahasan menariknya!


Sesi Book Review ini dibawakan oleh mba Ines Yuanta, atau bisa dipanggil Ines. Mba Ines adalah alumni blogging class dan online writing class batch 3 yang diselenggarakan oleh TJI. Ternyata mba Ines sudah bergabung dengan TJI dari tahun 2018 lalu, lho. Jika Jannati ingin mengenal mba Ines lebih mendalam, silahkan berkunjung ke blog pribadinya di inesyuanta.com



Poster TJI Book Review "Panduan Menulis True Story"

Mba Ines menuturkan bahwa penulis buku “Panduan Menulis True story” adalah penulis yang sama dari buku “Ubah Lelah menjadi Lillah”, dan “Lillah sebelum Lelah.”


Alasan utama kenapa mba Ines mengulik buku ini, karena banyaknya perspektif mengenai kepenulisan True Story dari beragam penulis. Berbeda-beda tetapi tetap di dalam satu jalur, dengan tips dan karakteristiknya masing-masing. Berikut daftar tulisan yang ada di dalam buku panduan kepenulisan True Story:


  1. Tiga Jurus Ampuh curhat sehat bermanfaat, ditulis oleh Mariana Suci Swastika

  2. Menulis dari Hati, Berawal Saat Menulis Diary, ditulis Oleh Sri Bandiyah

  3. Menulis Kisah Inspiratif, ditulis oleh Dwi Suwiknyo

  4. Ubah Ide jadi Karya Parlente, ditulis oleh Wawan Murwantara

  5. Cerita dibalik Suksesnya Sebuah Judul True Story, ditulis oleh Fitri Ayu Mustika

  6. Mainkan Openingnya, Kak! Ditulis oleh Seno NS

  7. Alur dan Plot Dalam Menulis Cerita, ditulis oleh Fitria Susanti

  8. Dialog; Senjata mu Membagikan Dinamika Cerita, ditulis oleh Hapsari Titi Mumpuni

  9. Mengulik Konflik dalam True Story, ditulis oleh Okkie Noor

  10. Tulislah Kisahmu dengan Emosi, Hati dan Segenap Perasaan, ditulis oleh Sayyidatina Az-zahra

  11. Jadikan True Story kamu lebih WOW dengan Dramatisasi, ditulis oleh Nailus Sa’adah

  12. Komedi dalam True Story, ditulis oleh Nurwa R

  13. Hepi Writing, Happy Ending, ditulis oleh Jack Sulistya

  14. Swasunting: Tulisan Kita, Tanggung Jawab Kita Juga


  1. Buku Panduan Menulis True Story


Salah satu kutipan favorit mba Ines dari buku yang sedang dibahas adalah: 


Pembuka cerita pendek yang baik, sedapat mungkin harus sudah bisa menerangkan pokok persoalan yang bisa dibicarakan. Pembuka cerita pendek yang tidak lansung mengutarakan pokok persoalan akan cenderung kehilangan daya pikatnya”


Menurut mba Ines, perihal bedanya keruwetan seorang penulis pro lebih ke bagaimana caranya mendapat daya pikat. Sedangkan untuk penulis pemula adalah kebingungan untuk memulai kisahnya bagaimana.



Mba Ines juga membagikan kutipan lain yang mungkin akan berguna bagi penulis lainnya:


“Namun ada juga yang sebaliknya, jadi lama menulis naskah karena tidak ada kerangka alur dan plot tidak ditentukan sejak awal.


"Bila alur dan plot menghasilkan cerita yang dinamis, pada umumnya cerita-cerita yang ada saat ini dibuat dengan tema yang hampir sama satu sama lain. Tetapi meskipun temanya sama, tidak ada tulisan yang sama persis kecuali kalau ada plagiat"


"Penulis bisa bermain pada konflik atau juga bisa pada awal dan akhir"


"Kemampuan mengembangkan cerita bisa terjadi bila alur dan plotnya bagus."



Secara mendalam, menulis true story hampir mirip dengan menulis faksi, yang merupakan singkatan dari Fakta Fiksi. Karya tulisan ini ditulis berdasarkan fakta yang disajikan dengan gaya naratif, agar dapat lebih menarik perhatian pembacanya. Jadi bisa saja ditambahkan dengan bumbu dramatisasi, asalkan tidak melenceng dari faktanya. 



Di Tengah sesi diskusi, salah satu audiens TJI Book Review menambahkan bahwa, untuk membuka suatu cerita, hindari penggunaan kata-kata “Pada suatu hari…”, lalu alurnya akan mudah ditebak seperti “Pagi, burung, menyingsing, mentari, kamar, pengap jendela,...”



kata-kata tersebut sudah terlalu mainstream dan tentu akan mudah ditebak kelanjutan ceritanya seperti apa. Jika ingin tetap mengawali dengan “Pada suatu hari…” sambunglah dengan kalimat yang lain agar tidak terbaca monoton. 



Menurut mba Ines, setiap orang layak menuliskan True Story-nya berdasarkan keseharian dan keahliannya masing-masing. Banyak pesan moral yang bisa kita sematkan di kisah kita sendiri. 



Di samping itu, tidak jarang ketika kita ingin menuliskan banyak hal, seringkali menemukan hambatan dalam proses menulis, di kesempatan spesial ini, mba Ines membagikan tips jitunya dalam menuliskan true story, berikut tips yang bisa Jannati praktikkan:


  1. Tentukan Idenya 

  2. Tulis cerita tanpa kerangka dulu, yang terpenting adalah keberanian kita dalam menunjukan tulisan kepada orang lain.  

  3. Jangan lupa untuk menuliskan nilai lebih dalam tulisan kita, seperti hikmah, hal menarik, dan informatif yang bisa ditangkap oleh pembaca

  4. Jika belum selesai jangan di edit terlebih dahulu

  5. Sebelum diedit, endapkan tulisan selama beberapa jam atau  beberapa hari terlebih dulu, agar pikiran kita bisa lebih fresh



Tentu dari segudang tips yang sudah dibagikan oleh mba Ines adalah hasil pengalamannya dalam menulis buku true storynya yang berjudul “Tak Apa-Apa Ada Pandemi” yang bisa Jannati beli bukunya di sini. Terlebih lagi mba Ines tidak membaca referensi lain dalam penulisan bukunya. Mashaallah, bukankah mba Ines berbakat sekali, Jannati?



Apakah ilmu yang sudah dijabarkan oleh mba Ines membuat kalian tercerahkan tentang menulis true story? Jika Jannati ingin belajar lebih mendalam mengenai kepenulisan, silahkan bergabung dengan kelas-kelas yang ditawarkan oleh TJI. Klik disini untuk info lebih lanjut. Sampai berjumpa di sesi berikutnya, Jannati!





0 komentar :

Posting Komentar