Cerita Couple Goals Versi “Hello Motion Couple Goals”
Impresi apa yang muncul ketika Jannati mendengar istilah ‘Couple Goals’? Istilah couple goals muncul untuk menyebutkan pasangan yang tampak mesra dan akrab di depan publik, sehingga layak dijadikan panutan. Namun kenyataannya tidak selalu indah seperti itu. Oleh karena itu, simak salah satu versi couple goals yang dibahas oleh TJI Book Review ini, Yuk!
Pada hari Jumat, 10 September 2021, di salah satu sesi TJI Book Review yang berkesempatan untuk mengulas buku yang berjudul “Hello Motion Couple Goals.” Tidak seperti Couple Goals pada umumnya, Couple Goals yang dibahas dalam buku ini menceritakan kisah suami istri yang menjalankan bisnis bersama atau Couplepreneur.
Poster TJI Book Review - Hello Motion Couple Goals
Buku Hellomotion yang ditulis oleh Wahyu Aditya dan Arie Octaviani tidak
membahasa cara, langkah–langkah atau tips–tips mewujudkan couple goals.
Namun secara Lebih mendalam, buku ini bercerita soal understanding couple,
passion, dan working together.
Cover Buku "Hello Motion Couple Goals"
Wahyu dan Arie adalah pasangan yang sukses mewujudkan couple goalsnya,
sebab HelloMotion itu sendiri merupakan
usaha yang mereka bangun bersama. HelloMotion merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang design kreatif yang didirikan oleh Wadit, sapaan akrab wahyu
Aditya.
Pada
mulanya, Arie sang istri bekerja di sebuah stasiun televisi ternama. Dan pada
satu kesempatan, Arie memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya itu. Beragam
pertimbangan yang muncul dibenaknya saat Wadit, suaminya menawari istrinya
untuk bergabung dengan usaha yang sedang dibangunnya itu.
Disaat itu
Arie ragu karena banyak yang beranggapan jika bekerja di satu tempat dengan
pasangan, efek panas dinginnya bisa berimbas ke rumah tangga. Lantas ia pun mencoba menerima tawaran
suaminya itu. Benar saja, dalam buku ini mereka diceritakan bahwa, mereka sering bertengkar ketika membahas
pekerjaan.
Tak jarang
suatu permasalahan di kantor bisa terbawa sampai kerumah. Tetapi kenyataanya rumah bisa membawa atmosfer ketenangan yang mampu memunculkan rem untuk berhenti
membahas permasalahan
di kantor.
Hal ini didukung
dari salah satu kutipan yang ada di buku “Kami tidak
pernah merasa takut untuk berbeda pendapat dan memperjuangkan pendapat masing-masing. Karena
kami sama – sama sadar bahwa apa yg kami perjuangkan tidak lain untuk kemajuan
usaha yang sedang dijalani.”
Kedua pasangan ini memiliki pribadi yang unik.
Wadit seorang laki laki yang terlahir dengan kesukaan pada seni gambar. Meski
selama sekolah seringkali pelajaran seni diremehkan, hanya dua jam
pelajaran setiap minggunya. Namun selama dua jam pelajaran seminggu
itu, Wadit merasakan kebahagiaan tersendiri.
Pendeknya jam pelajaran seni tidak menyurutkan semangat Wadit
untuk menekuni apa yang dia senangi. Karena seni adalah kebahagiaannya. Semacam
ada emosi mendalam saat ia mampu menghasilkan karya seni.
Kecintaannya pada dunia seni terutama pada
seni gambar membuat Wadit melanjutkan pendidikan tingginya pada salah satu
universitas di Sydney. Di universitas ini ia ditempa oleh Profesional dibidangnya.
Setiap perkuliahannya dihadapkan langsung pada layar komputer. Mata kuliah hari
itu langsung dipraktekkan dan menghasilkan karya.
Berbeda dengan pendidikan yang ia jumpai di
Indonesia. Dia pernah mencoba iseng ikut masuk kelas temannya. Dia mendapat
dongeng sepanjang perkuliahan padahal untuk mata kuliah dengan jenis yang saat
itu ia ikuti, akan jauh lebih efektif jika menggunakan metode pembelajaran yang
bersifat teknis ketimbang sekedar teoritis.
Sekembalinya dari pendidikan yang ia tempuh di
Sydney, dia mencoba membuat portofolio untuk mendapatkan pekerjaan. Beragam
perusahaan ia tawari. Ada yang langsung menolak, ada pula yang malah keder
menerima Wadit karena menurut perusahaan tersebut Portofolionya terlalu
Bagus.
Hingga pada satu ketika, ia mendapat email
dari salah satu stasiun televisi yang tertarik dengan karya-karya Wadit. Dengan
segenap pertimbangan, Wadit mencoba bergabung dengan stasiun televisi tersebut.
Tidak putus asa, dia mencoba kembali mendirikan hal yang sama dengan nama yang berbeda dengan menciptakan HelloMotion. Dia tetap mendirikan sesuatu yang bergerak dibidang yang ia sukai. Gampangannya, ia mampu menghasilkan uang dari apa yang disukainya adalah kebahagiaan tersendiri.
Tidak hanya itu. Dengan memiliki usaha sendiri
itu, ia bisa bahagia berkarya, mencukupi kebutuhan rumah tangga dan yang paling
penting, bisa sering dekat dengan keluarga.
Lalu Keputusan Arie
untuk bergabung dengan HelloMotion membawa perubahan
signifikan pada proses bisnis HelloMotion. Terutama pada tataran manajerial dan
keuangan. Arie melihat ada yang tidak beres dengan perusahaaan yang selama ini
dikelola oleh suaminya itu.
Wadit seringkali menelorkan ide-ide emas, namun
dibelakang itu ternyata terdapat eksekusi yang kurang baik. Seperti saat
melahirkan HelloMotion Academy, lahirnya ide HelloMotion Academy berhasil membuat
Wadit berada di posisi atas dan mendapat sambutan yang bagus dari rekan kerja juga
testimoni yang bagus dari murid–murid HelloMotion Academy.
Tetapi dibalik itu, ada ketidakjelasan perencanaan. Seperti tujuannya,
langkah apa yang harus dilakukan supaya tujuannya tercapai, lama
waktu pengerjaannya, besaran biaya yang dikeluarkan. Jika dibiarkan, tentu
ini sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup perushaaan. Di sinilah peran besar
Arie sangat dibutuhkan.
Kreatifitas Wadit yang tak terbatasdan selalu
muncul kapan saja membuat Arie memasang
kuda-kuda di ranah manajerial. Alhasil, Wadit terfokus pada urusan
kreatifias, Arie menentukan mana karya kreatifitas Wadit yang layak untuk perusahaan
atau hanya buah dari keisengannya saja.
kontrol kualitas dibawah Arie membawa HelloMotion menapaki puncak
kejayaannya.
Bagi Arie, membantu Wadit adalah Passionnya. Dia
menyadari potensi yang dimiliki oleh Wadit, juga mengetahui titik kelemahan
Wadit. Arie mencoba menagkap potensinya, kemudian mengelolanya menjadi lebih
cantik.
Hal ini didukung
dari salah satu kutipan Arie yang ada di buku “cita – citaku adalah membantumu
meraih kesuksesan. Aku Ingin Melihatmu berhasil”
Bersama–sama membangun bisnis tidak membuat mereka lupa peran utamanya sebagai Orang tua. Wadit dengan kemampuan gambarnya, sering menggunakan metode bercerita dengan gambar untuk mendidik anak – anaknya. Lalu Arie menyiapkan masa depan anak– anak dengan mengelola keuangan keluarga secara bijak.
Cuplikan Buku "Hello Motion Couple Goals" |
Tiada jalan yang mulus. Pasti ada kerikil, batu, cekungan, gelombang naik turun, belokan terjal dalam perjalanan kehidupan. Wadit dan Arie selalu berusaha menikmati apa yang bisa dinikmati. Mensykuri jalan Tuhan yang disuguhkan. Memaksimalkan yang dimiliki. dan Mengelola yang ada.
Mereka membuktikan bahwa profesionalitas antara suami dan istri tetap ada di ranah pekerjaan. Salah satu tips mereka adalah tidak membawa urusan perbedaan pemikiran di kantor sampai ke rumah. Selebihnya mereka bercerita setiap ada permasalahan di kantor, dan butuh diskusi panjang hingga panas lansung redam ketika melihat anak dirumah.
Sungguh indah sekali bukan, Jannati? Couple Goals seperti apa yang diimpikan oleh Jannati? Silahkan berkomentar dibawah, ya!
0 komentar :
Posting Komentar