Indahnya Mencurahkan Isi Hati Melalui Puisi

Senin, 13 Desember 2021

Indahnya Mencurahkan Isi Hati Melalui Puisi



 


Menurut Jannati, apakah puisi ampuh untuk mencurahkan isi hati yang terdalam? Walaupun iya, tetapi saat ini sudah jarang yang mendalami seni berpuisi. Oleh karena itu, dalam sesi Book Review di hari jumat, 27 Agustus 2021. TJI berkesempatan menghadirkan salah satu penulis buku kumpulan puisi yang berjudul; 99° Celsius. Simak cerita dibalik pembuatan bukunya, yuk!


Pemateri sesi Book Review kali ini adalah Rindi Wulandari, yang merupakan alumni kelas IG dan Ps for Mom batch 6. Ia bercerita tentang buku solo kumpulan dari puisi ciptaannya. Alasannya untuk membuat buku kumpulan puisi karena sebagai media untuk mencurahkan isi hatinya semenjak di bangku sekolah dahulu.

Poster TJI Book Review - 99° Celsius


Lebih tepatnya, kak Rindi menuturkan bahwa The Jannah Institute adalah salah satu jembatan untuk dirinya mencoba menulis lagi, karena sudah cukup lama ia tidak menulis, namun setelah mengikuti kelas Instagram yang dimentori oleh kak Prita, selaku pendiri TJI,Akhirnya kak Rindi  memulai kembali mencicil menulis. 



 Awalnya untuk caption Instagram, lalu mengikuti kelas menulis antologi, sampai akhirnya mencoba untuk ikut membuat buku solo ini (read: 99° Celsius)


Cover Buku 99° Celsius


Menurut kak Rindy, di jaman sekarang mungkin sudah jarang sekali menemukan orang yang suka membaca puisi, tetapi bagi pribadi kak Rindy sendiri, puisi seperti sesuatu yang tidak bisa hilang, bait demi bait nya mampu mencurahkan segala hal yang bergejolak di dalam dada. 



Lalu, kak Rindi menambahkan bahwa proses untuk seorang penulis baru yang tidak memiliki latar belakang sebagai penulis tidaklah mudah. Namun, harapan besar yang ia miliki membuatnya berhasil menghadirkan satu buku yang keseluruhan isinya adalah puisi buatannya sendiri. 



Di setiap bait puisi yang dituliskan kak Rindi, tercurahkan rasa suka, duka, maupun bahagia yang pernah ia rasakan. Serta dituliskan di waktu dan tempat yang berbeda. Semua ini berawal  dari ia tinggal di Sidoarjo, lalu melakukan perjalanan menuju Bandung, Bandung ke Jakarta, hingga perjalanan dari Jakarta menuju Sumatera Barat. 



Pada awalnya, kak Rindi berpikir bisa menyelesaikan buku puisi ini saat masih berada di Sidoarjo, namun takdir berkata lain ketika ia dan suami harus kembali ke kampung halaman mereka, Sumatera Barat, yang membutuhkan perjalanan cukup panjang karena beberapa kepentingan. Disaat itu kak Rindy memanfaatkan waktu untuk mencicil bait-bait dalam buku ini.


Perjalanan buku puisi ini cukup panjang seperti halnya dalam kisah yang tertuang disana, bahkan kak Rindy hampir menyerah dan tidak yakin untuk menyelesaikan tulisan ini. 


Namun keberuntungan masih berpihak kepada kak Rindi, dalam masa-masa isolasi mandiri di awal juli kemarin ia kembali diberi kesempatan untuk menyelesaikan tulisan ini, rasa sakit disaat itu memberinya semangat dan ide-ide lebih luas hingga kak Rindy mampu menyelesaikan total 99 puisi. 


Buku puisi tersebut berisikan suka-duka kehidupan, inspirasi, semangat dan tentang indahnya kuasa Allah SWT. Hal ini menunjukan bahwa tidak selamanya puisi itu alay dan lebay, kenyataannya kak Rindi mencoba memberi persepsi lain bahwa puisi adalah salah satu media penyampaian isi hati yang mungkin akan sampai ke hati para pembacanya. 


Berikut adalah daftar kumpulan puisi dari buku 99° Celcius - Kelana Semesta, yang terdiri dari 9 sub-bab judul yang masing-masing babnya terdapat 11 puisi, yaitu:

  1. Skala Cinta: Anugerah Terindah, Kisah Sebuah Langkah, Kasih Ukhuwah, Permata        Wanita, Selamat Datang Cita, Cinta Pertama, Seberkas Cinta, Janji Suci, Dekapan Mawaddah, dan Sabda Cinta. 

  2. Titik Beku Penantian: Janji Hari Jejak Eksistensi, Jerat Lusi, Gadis Penakluk, Sebaris Perjalanan Usia, Hanya Angan, Ujung Takdir, Asa, Bilamana, Tetes Pengharapan, dan Perjumpaan Rasa

  3. Titik Didih Kerinduan: Cahaya Jingga, Denting Senja, Tautan Hati, Cinta di Bersenja, Ratap Dini Hari, Seberkas Kerinduan, Detik Detakkan Rindu, M Rab Rindu, Bukan Lusi, Debur Luka, dan Bulir kerinduan

  4. Konversi Rasa: Semua berbeda, Pagi Bulan Oktober, Menempa Sukma, Lentera Malam, Sejuta Warna Cinta, Biduk Sunyi, Selaksa Luka, Kisah Penerbangan, Renungan Diri, Luka Hati, dan Akhti Indah 

  5. Cuaca Hati: Sudut Kota, Topeng Jiwa, Layang Asa, Rona Bianglala, Teater Patah Hati, Pengaduan dalam Doa, Bangkit, Gemuruh Kalbu, Pencarian Jati Diri, Risau, dan Ratap

  6. Dinginnya Asa: Apa Itu cinta, Luluh Lantah, Meramu Jiwa, Wayang Sunyi, Perempuan di Tanah Sunyi, Hujan di Sudut Kisah, Sebentuk Hati yang Berani, Semu di Ujung Senja, Harap, Jumpa Untuk Bersama, dan Hikmah. 

  7. Zat Kehidupan: Lembah Mimpi, Koper Patah, Ibu Kota, Hingga Akhir, Melodi Tanah Rantau, Gang Sempit Punya Cerita, Cerita Nasi Kuning, Cerita Musim Semi, Menanti Nyata, Riak Keindahan, dan Gadai Mimpi

  8. Molekul Rasa: Mencari Arah, Rumah Gadang (Rumah Besar), Suatu Pagi di Monas, Sepotong Dunia, Deru Keyakinan, Sebait Rindu, Kepingan Rasa, Setapak Impian, Damba dalam Buai Duka, Bahagia Menanti, dan Segenggam Lara

  9. Pemujaan Logika: Pecel Ayam Jakarta, Pendakian Mimpi, Lakon Takdir, Tembang Negeri Tiran, Angin Musim Gugur, Merajut Kisah, Jalan terbaik, Lelah, Tekad Rindi, Kijang Jalang, dan Akhir Perjalanan. 

Terlebih lagi, kak Rindi menyajikan dua cuplikan puisi yang ada di dalam bukunya spesial untuk Janatti di Sesi TJI Book Review kali ini, yaitu:

 SEBARIS PERJALANAN USIA

 

Sendu kala malam beradu

Kuterima kabar duka darimu

Tak pernah sedikitpun kubayangkan

Selimut duka kau layangkan

 

Tertatih kakiku, merintih laraku

Sisa detik yang kita punya

Kala azan Magrib berkumandang

Sesaat sebelum engkau melayang

 

Ku tak tau cinta keberapa engkau dalam jiwa

Namun kuyakini pasti kau cinta sejati

Ku tak tau kapanlah masa kan bersua

Namun kuyakin pasti selalu dalam hati

 

Sisa-sisa angin duka terasa sesak

Menyimpan kenangan yang kita punya

Bersama kita semenjak ku masa kanak

Hingga tiada terasa kini kau menua

 

Padang, 8 Juli 2021

 

 ASA

 

Overthinking membuatku makin sinting

Di sekelilingku tatap hanya bergeming

Diamku dalam hentakan hening

Pusing tujuh keliling

 

Semoga yang sakit segera bangkit

Segala yang gundah segera indah

Tiada lagi fitnah-fitnah

Yang menyebar tak tentu arah

 

Susah memang namun bismillah

Jangan hanya gundah merekah

Namun pastikan jangan kalah

Percaya saja takkan lemah

 

Padang, 19 Juli 2021

Sungguh Indah bukan cuplikan Puisi dari kak Rindi ini? Jika Jannati  penasaran untuk membaca keseluruhan isi puisinya, silahkan order buku ini melalui Instagram @scarakaid. Semoga semua karya kak Rindy bisa menggugah hati Jannati untuk mencurahkan isi hati melalui puisi.




0 komentar :

Posting Komentar