Tiga Perempuan Berbagi di Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Khusus Perempuan Gelaran Alfamart Jember dan The Jannah Institute

Selasa, 24 April 2018

Tiga Perempuan Berbagi di Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Khusus Perempuan Gelaran Alfamart Jember dan The Jannah Institute




Perempuan, sesosok makhluk mulia karena perannya sebagai istri dan ibu. Siapa yang tak tahu peranan ibu? Di tangannya lah, semua urusan rumah tangga dan pendidikan anak diserahkan. Tak heran, Allah menganugerahkan kemampuan multi talenta pada seorang perempuan karena amanah yang telah digariskan. Ibu yang bisa mengemban amanah ini tentu mestilah ibu yang cerdas, dan selalu beraktualisasi diri. Karena itulah, dalam Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat kali ini, Alfamart Jember bekerjasama dengan The Jannah Institue (TJI) mengkhususkannya untuk perempuan, seorang ibu ataulah calon ibu boleh turut serta di dalamnya.

Dari perbincangan dengan Pak Syafi'i, corporate communication Alfamart Jember, kemudian TJI menggandeng komunitas perempuan Jember yang diberi tajuk Bidadari Jember. Meski Bidadari Jember sendiri baru dibentuk dalam suatu wadah WAG (Whats App Group) oleh founder nya, Ratna Dias, pada April 2018, ternyata tak sulit untuk menarik animo 30 orang peempuan untuk mengikuti pelatihan ini. Termasuk di dalamnya, 10 orang blogger yang merupakan anggota Bidadari Jember sekaligus peserta belajar di Exclusive Blogging Class TJI batch 1 yang akan lulus awal bulan depan 😉

Jadilah, pada Kamis, 19 April yang lalu, pelatihan diadakan di suatu tempat yang homey dan cozy serta memiliki konsep yang sangat perempuan saking manisnya. Rumpi rumpi Home & Bistro namanya, berlokasi di Jalan Tidar 21.

Mbak Ratna Dias sedang menyambut peserta. Dok. www.martabakbunder.com

Pak Yosia, Branch Manager Alfamart sedang memberikan sambutannya. Dok. www.martabakbunder.com

Dimulai pada pukul 09.00, pagi yang cerah itu dibuka dengan salam dan sepatah dua patah kata oleh Mbak Ratna Dias. Ia pun turut menjelaskan ihwal berdirinya Bidadari Jember, yang tak lain ingin mewadahi para perempuan hebat di Jember. Tapi, meskipun memiliki trademark sebagai perempuan hebat, tak serta merta membuat para perempuan lupa diri dengan kodratnya yaitu sebagai istri dan ibu. Itulah kira-kira visi yang ingin disampaikan komunitas ini.Kemudian acara berlanjut, dengan sambutan dari Pak Yosia Andika selaku Branch Manager Alfamart Jember yang baru dipindahtugaskan beberapa bulan. Menurut bapak yang ternyata asli Lumajang ini, Alfamart mengadakan pelatihan ini sebagai bentuk rasa ingin dekatnya dengan masyarakat dan memberikan value yang lebih lagi agar tetap diingat. 

Tiga Perempuan Berbagi


Hari itu, menurut jadwal yang diharuskan selesai pada jam 12.00, ada tiga perempuan dengan latar belakang yang berbeda yang diberi kesempatan untuk berbagi.

Perempuan pertama datang jauh-jauh dari sudut kota Jember, yaitu Balung. Meski awalnya mbak yang akrab dipanggil Dewi Uji itu ragu-ragu ketika diminta TJI untuk menjadi pemateri 1 karena memiliki bayi 10 bulan, alhamdulillah akhirnya Mbak Dewi dimudahkan Allah untuk hadir. Mbak yang sehari-harinya berjibaku menjalankan bisnis souvenir dan undangan unik dari bahan alami ini memiliki brand bernama Mayar Shopping. Dibantu suami dan di sela-sela mengurus anaknya, siapa sangka Mayar Shopping yang awalnya iseng menerima pesanan ala kadarnya itu, kini sudah bisa memenuhi permintaan pasar hingga sampai ke Papua.





Meski mengaku deg-degan karena ini pengalaman pertamanya berbagi, Mbak Dewi bisa sangat lancar menjelaskan success story nya dan berbagi step by step membuat blocknote ber-cover serbuk kayu yang digergaji kepada para peserta. Ia mengaku memperoleh serbuk kayu itu dari pengrajin kayu yang ia datangi. Kadang idenya juga datang dari mana saja. Pernah dari daun kering, biji karet, dan sebagainya. Dan, semuanya dilakukan handmade. Luar biasa ketelatenannya. Para peserta antusias sekali menelisik lebih jauh kiprah Mbak Dewi, termasuk saat praktek mengelem serbuk kayu pada kertas karton coklat yang dijadikan cover dengan lem putih yang sudah dipersiapkan. Yang juga berkesan, Mayar Shopping sudah menyiapkan block note yang hanya perlu disatukan pengait tali penyatunya. Cantik sekali.  

Perempuan kedua, siapa lagi kalau bukan founder The Jannah Institute, Prita HW, yang berbagi sebagai pelengkap materi Mbak Dewi Uji. "Banyak orang bisa memproduksi sesuatu, tapi ga banyak orang tahu cara memasarkannya, minimal melalui media online Instagram sesuai kekiniannya", ungkapnya di awal sesi.

Instagram menurut Prita adalah album foto kekinian untuk brand awareness dan membangun engagement. Setujukah, Jannati? 😀 Sehingga, judul materi kedua adalah "Menulis Caption Menarik untuk Medsos", khususnya Instagram. Kenapa penting? Karena bagi seorang pebisnis, menjadi seorang content creator itu adalah keharusan dan untuk menjadi content creator yang berkualitas diperlukan konsep. Tujuannya jelas untuk brand awareness dan membangun engagement, serta me-manage audience. Bukan, sekedar posting dengan foto dan caption ala kadarnya. A big no! 
 


Beda dengan pedagang yang minim konsep, rata-rata tidak memikirkan brand. Tak heran bila official account Instagramnya yang penting upload foto, caption langsung menuju ke deskripsi produk dan harga serta nomor yang bisa dihubungi untuk pemesanan. Selesai. 

Sebelum menuju caption, Prita yang hari itu mengenakan gamis hitam dan kerudung bermotif hijau ini juga memberi saran, seharusnya feed Instagram memiliki konsep feed yang serasi, semisal warna tone foto atau desain, konsep postingan 3 barisnya bercerita tentang benang merah yang sama, atau foto yang serupa, bahkan postingan sebuah foto atau desain yang dibagi beberapa frame. Ada beberapa contoh yang bisa disimak seperti @hijabalila, @seblakabah, @greenhillhotel, dan tak lupa @thejannahinstitute 😊



Lalu, bagaimana supaya paling tidak, mompreneur yang hadir sebagai peserta hari itu bisa menulis caption yang menarik. Ada beberapa hal menurut Prita, yaitu : 
  • Pikirkan konsep - ide dasar pesannya apa
  • Usahakan soft selling - balut dengan aktivitas sehari-hari
  • Menggambarkan image - paling tidak, ada benang merah antara image dan caption
  • Pakai bahasa sehari-hari - hindari serius dan baku, tunjukkan ciri khas
  • Call to action - ada kata-kata interaktif berupa pertanyaan atau ajakan yang membuat orang berinteraksi
Sudah ada gambaran? Hm, Prita mencontohkan beberapa. Mungkin ini salah satunya, postingan yang saat itu memang sponsored post bersama Alfamart (biar pas) 😄


Hola, Sabtu di hari kedua #longweekend ini lagi ngapain? Kalo saya mau bikin rumah bersih dan wangi dulu yak^^ • • • PS. Siang yang panas, akhirnya 'ndeprok' menikmati angin di teras sambil masih heran sama belanjaan di @alfamart ini. Lah kenapa? Baru inget kalo hari ini hari terakhir promo #HomeCareAlfamart , jd mayan ngos2an nih di tengah berjibaku beres2 kelar pindahan, sempetin belanja dulu. Selain krn belanja produk sponsor seperti Attack, SOS, Bayclin, Mama lemon, dll senilai 60rb yg memang lagi saya butuhin, suka bgt sama kemudahan bisa nebus murah minyak Tropical/Bimoli/Filma 1 L atau Gulaku pouch atau tisu wajah cuma sama receh 500 an! Yey! Masih ada waktu yg mau nyusul, saya mau cuz bersih2, selain mau minum es teh manis pake gulaku gopek, hehe.. O ya, happy Saturday all! #flatlays #handsinframe #happysaturday #happyweekend
A post shared by Prita hw (@pritahw) on



Tak lama, Prita pun mengajak peserta untuk bereksperimen lewat posting sesuatu di Instagram tentang acara yang sedang berlangsung. Boleh kepoin hashtag nya ya, #AlfamartxTJI.

Perempuan ketiga merupakan perwakilan dari pihak Alfamart Jember.  Adalah Bu Vina, manager Departemen Merchandising yang hari itu menjelaskan tentang seluk beluk bagaimana suatu produk diterima ritel, khususnya Alfamart.

Sesi ini ternyata banyak mengundang pertanyaan. Maklum, ini selain menjadi pengetahuan baru juga bisa jadi "jalan" baru bagi setiap usaha yang ingin menambah channel pemasarannya. Tentu, kesempatan ini tak disia-siakan.Meski memang, pastinya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti pemaparan Bu Vina berikut ini :




Produk UMKM yang bisa masuk Alfamart ternyata tak melulu snack, handycraft pun bisa masuk pasar Alfamart meskipun sifatnya sangat customized, artinya tidak di semua toko ada. Produk yang sesuai akan masuk di toko yang sesuai pula, misalkan handycraft akan potensial ketika masuk di toko khusus pula, semisal yang berlokasi di stasiun atau bandara. Ada pula produk makanan yang juga customized karena kekhususannya, misalkan kue basah dan nasi bungkus di toko pelabuhan Banyuwangi, yang saat ini juga masih terus mencari supplier. Kalau Jannati ada sanak saudara atau kerabat, boleh diinfokan nih 😊

Contoh lain yang ditambahkan Pak Yosia adalah pengalamannya di Palembang dimana kerupuk kemplang yang merupakan makanan ringan khasnya juga menjadi primadona saat dijual di toko Alfamart Palembang. Begitu pula produk Karuhun dan Maicih di Bandung yang sempat kebanjiran order setelah masuk di toko Alfamart dan sempat diterima pasar nasional. Artinya, tak hanya beredar di Bandung saja.

 


Saat menanggapi berbagai pertanyaan yang masuk, salah satunya yang paling ditunggu adalah tentang bagaimana proses pembayarannya, dengan sigap Bu Vina dan Pak Yosia membantu dengan jawaban : "Semua produk akan disesuaikan dengan sifatnya. Misal ada yang long lasting, ada juga yang ga bisa. Jadi ada MoU masing-masing.". 

Wah, jadi lengkap bin jelas ya Jannati? Kira-kira apa di Jember ini ada produk khas yang bisa masuk pasar Alfamart, silakan dicoba ya.

Tak terasa, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 dan saatnya makan siang. Sebelum tersaji di atas meja, ternyata da proses cleaning area dulu. Loh kok? Hehe, ini karena makanan yang Alfamart dan TJI pesan sangat spesial, yaitu menu liwetan di atas daun pisang. Karena itu, meja yang sudah tertata liwetanlah yang harus dibawa masuk dan ditukar 😊 Sambil menunggu proses itu, tak lupa sesi foto-foto untuk mengabadikan momen dengan para bidadari. Setelahnya, alhamdulillah ada doorprize spesial dari Alfamart Jember untuk 5 orang, juga voucher discount untuk mengikuti Public Speaking for Moms dari TJI. Tak ketinggalan mug cantik dari Bidadari Jember dan Lapak The Jannah. Lengkap pisan! Semuanya dipilih dari postingan dengan foto dan caption terbaik dan juga tercepat. Dan juga penanya terbaik.


Wajah ceria penerima doorprize, selamat ya1 Semoga bermanfaat

Bidadari Jember, Rubrik Wanita Masa Kini. Jangan lupa follow IG nya : @bidadari.jember


Apa kabar makan siang? Alhamdulillah sudah tersedia pas kami semua selesai berfoto ria dengan Bidadari Jember, sambil ber-yel-yel ala ala dengan tagline nya, "Rubrik Wanita Masa Kini".

Dan, inilah penampakan liwetannya. MasyaAllah, menyejukkan mata, dan juga perut yang keroncongan tentunya.

Ya Allah, luar biasa menggoda selera! Dok. peserta

Semoga banyak manfaat yang didapat dari terselenggaranya acara ini. Semoga banyak inspirasi yang bisa diambil. Tentu kembali pada esensi penciptaan perempuan, bukan untuk menuntut emansipasi agar setara dengan laki-laki sebagai penggerak ekonomi. Tapi, lebih kepada aktualisasi diri supaya bisa mewadahi passion, mendapat inspirasi untuk menyelami dunia kreativitas yang bisa digunakan bahan permainan dengan anak-anak, dan bonusnya, atau kami menyebutnya, efek sampingnya adalah materi. Siapa tahu ternyata pak suami malah kepincut untuk menjalankan usahanya berdua sebagai couplepreneur seperti Mbak Dewi Uji dan suami dengan Mayar Shopping. Juga seperti Kak Prita HW dan suami di TJI dan Lapak The Jannah. Ah, semoga! Sampai bertemua di event kece berikutnya, Jannati 💜

Mau baca reportase kece lainnya, silakan mampir ke tulisan para alumni Exclusive Blogging Class TJI batch 1 berikut ini :



-Wassalam, TJI-


1 komentar :

  1. Tiga Perempuan Berbagi! Ines suka sama istilah ini.

    Beda emang ya hasil foto Mas Nana mah wkwk. Beda juga hasil tulisan Mbak Prita HW mah. Beda mah pokoknya emang kalau couplepreneur :D

    Auranya yang dikeluarkan dari artikelnya beda wkwk. Ada manis-manis yang diperinci secara informatif baik gambar maupun tulisan diantara keduanya~

    BalasHapus