SURVIVE FOR LIFE : HIDUP ADALAH SEBUAH PERJALANAN

Minggu, 21 November 2021

SURVIVE FOR LIFE : HIDUP ADALAH SEBUAH PERJALANAN



 

Kisah-kisah yang mengangkat tema tentang kehidupan memang tak pernah lekang oleh waktu. Berbagai dinamika didalamnya seolah-olah mengajak kita untuk turut merasakan hanya dengan membacanya. Survive for Life adalah contohnya.  

Produk Kelas Menulis Online

Setelah meluluskan banyak penulis pada Online Writing Class (OWC) Batch 1, The Jannah Institute kembali menelurkan para penulis berbakat pada Online Writing Class (OWC) Batch 2. Project akhir kelas OWC Batch 2 berupa buku antologi berjudul Survive for Life, berisi tentang perjalanan para penulis dalam menempuh jarak kehidupan.

Perjalanan, baik itu menyenangkan atau tidak, selalu mempertemukan kita dengan berbagai hal. Entah itu teman, pengalaman, atau pengetahuan yang baru. 

Ditulis dalam dua segmen, A Journey of Thoughts dan A Journey of My Life, buku yang ditulis oleh 21 orang penulis ini berisi 262 halaman.

Saat Prita HW Tunduk di Puncak Ciremai

Pada halaman pertama, saya menemukan kisah pendakian gunung Ciremai yang ditulis oleh Prita HW. Sebuah perjalanan berat (bagi saya, yang bukan pendaki gunung) yang memerlukan persiapan, bukan saja fisik, tapi juga mental. 

Selain kekuatan fisikmu diuji, kebesaran hatimu juga turut ditantang untuk tangguh menghadapi banyak hal dalam perjalanan. Setiap peristiwa yang dijumpainya sepanjang pendakian, seperti kehilangan teman satu tim, obrolan dengan teman baru, atau juga tanda-tanda alam disekitar, membuatnya belajar banyak hal. Hingga pada akhirnya, saat dia menjadi perempuan pertama dalam tim yang mencapai puncak ciremai, kebahagiaan itu sudah resmi dia miliki. Bukan karena dia berada di bagian tertinggi bumi, namun karena di puncak tertinggi itulah dia merasa harus bersujud serendah-rendahnya pada Sang Maha Tinggi.

Wisata Spiritual Bersama Dhika Suhada

Seberapa jauh kalian mengetahui sejarah Islam? Dhika Suhada mengajak pembaca ikut melakukan perjalanan ke Turki, menyusuri tempat-tempat yang paling bersejarah bagi umat Islam. Diawali dengan keraguannya untuk melakukan perjalanan spiritual ini dengan mempertimbangkan berbagai hal, tiba-tiba Allah membuka jalan baginya dengan cara yang tak dia duga sama sekali. 

Bagi saya, perjalanan itu bukanlah sekedar perjalanan biasa. Blue mosque, Hagia Sophia, lalu Museum Topkapi. Pada tiap sudutnya, pasti banyak pengalaman baru yang layak dijadikan buah tangan seorang Dhika saat kembali ke Indonesia. Kesempatan menapaki keluasan bumi Allah, menjadikannya semakin merasa kecil di hadapan Sang Maha Besar.

Icha, Hidup Dengan Selang VP Shunt

Selanjutnya, kisah seorang penyintas meningitis, Icha Krisdiana. By the way, saya sempat berbincang dengannya saat launching buku Masa Lalu Terima Kasih Atas Semuanya (MLTAS) yang merupakan project akhir kelas OWC Batch 1. Dia menceritakan perihal sakitnya. Sembari menyimak ceritanya, saya memperhatikan mimik wajahnya saat menceritakan itu pada saya. Sungguh luar biasa semangatnya. Saya tak melihat sedikitpun luka di wajahnya. Yang berulang kali diutarakan hanyalah rasa syukur yang tak terkira. Seperti yang dikisahkan dalam buku ini, sejak tahun 2016 dia mengalami penyakit meningitis dan sempat di vonis hidupnya tersisa dua bulan lagi. Namun siapakah yang berani mendahului takdir Allah? Nyatanya, saat ini dia, yang bangga dengan selang VP Shunt dalam tubuhnya, justru sedang meneruskan perjalanan demi mewujudkan cita-cita yang sama seperti impian saya dan kalian.

Hey, Indah! Hidup Tak Menunggumu Berhenti Meratap

Kisah selanjutnya, Indah L.A menceritakan tentang putranya yang harus dirawat di rumah sakit karena menderita pneumonia yang kondisinya terus menurun dari waktu ke waktu. Hingga puncaknya, Allah memutuskan untuk mengambil titipanNya itu. Kalimat-kalimat yang bertutur dalam buku ini membuat saya turut merasakan luka yang dialami oleh penulisnya. Kesedihan adalah hal wajar bagi seseorang yang kehilangan. Pada akhirnya, seberapapun besarnya keinginan kita untuk meratapi kehilangan, hidup tak akan membiarkan kita selesai meratap. Terus berjalan adalah satu-satunya cara untuk tetap hidup.

 

Ada Hikmah Dalam Setiap Kisah



 

Kisah di atas hanyalah sekelumit perjalanan penulis. Saya yakin, dalam sebuah perjalanan, selalu ada perjalanan lain yang menyertainya.

Tentunya, masih banyak lagi kisah-kisah dalam buku ini yang akan merubah hidup para pembacanya, I bet! Sekaligus, perjalanan hidup mereka layak untuk dijadikan cermin bagi kita semua yang tak mungkin sempat mengalami semua peristiwa tersebut.

Buku ini benar-benar luar biasa. Pembaca seperti merasakan pengalaman yang nyata. Setiap kisah adalah istimewa dan memiliki keunikannya masing-masing dan tentunya tak ada kisah paling hebat dibanding yang lain, sebelum kalian benar-benar mengalami kejadian itu sendiri.

Dua puluh satu kisah didalam buku Survive for Life bukan hanya bercerita tentang sebuah TUJUAN dalam sebuah perjalanan, namun lebih dalam lagi, sebuah PROSES menyelesaikan perjalanan itu sendiri, di mana penulis dipertemukan dengan berbagai hikmah sebagai bentuk pendewasaan diri. Setiap kisah yang berakhir indah, itu adalah buah kesabaran dalam menikmati setiap prosesnya. Jika beberapa kisah berakhir luka, selalu ada pesan indah dari Allah yang kadang butuh waktu untuk dipahami. Bukankah tak ada hakim seadil Allah Ta’ala?


Kontributor : Diah Mumpuni

0 komentar :

Posting Komentar